-Ini adalah Tulisan tahun lalu, sedikit persembahan untuk Indonesia tercinta. Sayang sekali tahun ini belum mampu persembahkan apa-apa untuknya.-.
Bukan aksi besar,
hanya aksi kecil yang kuharap dapat berefek besar bagi diriku. Moment 17 Agustus
tahun ini (2011.red) menjadi saat yang istimewa. Bagaimana tidak, 66 tahun yang
lalu para pahlawan sedang mencari barokah nuzulul qur’an untuk segera
mengumandangkan kemerdekaan Indonesia, 66 tahun yang lalu saat mereka juga
tengah berpuasa.
Aku namai saja aksi
ini dengan “Mencari Merah Putih di Jalanan”. Aksi itu muncul secara spontan
beberapa jam sebelum tanggal 17 Agustus yang lalu. Sebuah keinginan untuk secuil
saja merasakan atmosfer 66 tahun yang lalu. Kemudian aku berfikir aksi apakah
yang harus aku lakukan. Kemudian aku berfikir untuk berjalan kaki saja. Sebuah
aktifitas yang selama ini telah banyak membawaku belajar banyak soal kehidupan.
Dan kali ini juga aku berharap ada pelajaran lagi yang bisa aku bawa.
Berangkat dari TAO
(titik awal operasi) tepat pada pukul 06.45, rute kali ini adalah depan
SPBU Tanjung Laut hingga Pelabuhan Lokhtuan, Bontang. Jaraknya sekira 7 km.
Tidak banyak peralatan yang aku bawa. Hanya sebuah kamera untuk dokumentasi dan
backpack yang kugantungi bendera merah putih kecil. Berimajinasi bahwa aku
sedang dalam tugas mulia. Seorang pemuda dengan tugas besar membawa bendera
merah putih ke ranah nun jauh disana. Dengan bismillah aku langkahkan kakiku,
berjalan di tengah orang yang sedang sibuk berangkat untuk beraktifitas (kerja
dan sekolah) sedikit membuatku menjadi pusat perhatian. Tapi apakah aku harus
malu?, bukankah malu akan membuat kita berada pada kesesatan. Setidaknya
kesesatan berfikir.
Tema yang kubawa kali
ini adalah “Di pinggir jalan, merah putih itu diletakkan”. Jadi, aku mencoba
untuk merekam (mendokumentasikan) berbagai macam hal yang menggunakan merah putih
sebagai warna dominannya selain bendera. Banyak hal ternyata, jembatan, pintu
gerbang, list rumah, dll. Entah disadari atau tidak mereka cukup berjasa me’merah
putih’kan tanah air ini. Terlebih lagi ada beberapa produk yang semestinya
Indonesia harus cukup berterima kasih pada mereka. Begitu banyak merah putih mereka
tebarkan di sepanjang jalan. Produk apakah itu?
1.Telkomsel
Salah satu Provider
terkemuka di Indonesia yang mempunyai warna dominan merah dan putih untuk
produk-produknya. Handphone di era sekarang seolah sudah menjadi kebutuhan
primer bagi kebanyakan orang. Hal ini berefek pada banyaknya pemakaian provider
juga. Akhirnya juga berdampak pada banyaknya counter yang menjual produk ini
dengan label merah dan putih. Belum lagi baliho dan promosi media lain yang
banyak bertebaran di jalanan. Terima kasih karena sudah membantu me’merah
putih’kan Indonesia. Aku bangga karena aku juga menggunakan salah satu
produknya.
2.Coca cola
Meskipun bukan label
asli Indonesia, setidaknya kita harus cukup berbangga. Produk-produk mereka
cukup digemari di tanah air. Dengan berbagai macam media promosi yang kreatif,
paling tidak mereka telah memberikan warna baru bagi merah putih.
3.A mild
Sebuah produk rokok
yang cukup sering menghiasi jalanan ini memang dikenal cukup kreatif dalam
media promosinya. Bahkan sering kali iklan yang dikeluarkan tidak mencirikan
bahwa yang ditawarkan adalah produk rokok, sehingga kerap kali menjadi sangat
akrab dengan masyarakat-masyarakat yang tidak merokok sekalipun. Iklannya pun
banyak mengungkap isu-isu social konvensional yang biasa terungkap lewat sebuah
pertanyaan-pertanyaan retorik. Seolah merah putih yang satu ini mampu
mengekspresikan perasaan kebanyakan masyarakat Indonesia.
dokumentasi yang masih tersisa
Dan masih banyak lagi
sebenarnya. Intinya adalah bagaimana kita dapat memaknai merah putih agar
selalu terngiang dimanapun kita berada.
Titik finis masih
sekitar 200 meter lagi, dan waktu yang aku targetkan tinggal sebentar lagi. Mau
tidak mau aku harus berlari, sambil berlari kembali aku merenung dan tak
kuhiraukan lagi orang sekitarku. Seperti inilah para pendahulu berjuang,
pantang menyerah, bahkan di detik-detik akhir kemerdekaan mereka berjuang lebih
keras. Aku mencoba menganalogikan ini pada apa yang terjadi padaku saat ini.
Ditemani rintik hujan akhirnya tepat pukul 08.45 (17-8-2011) aku
berhasil mencapai tujuanku. Sebuah pelabuhan dengan pandangan laut lepas.
Seolah telah kugapai kemerdekaan dan ingin kukabarkan pada dunia bahwa
“Indonesia Merdeka” sambil lamat-lamat kuucap hamdalah kucium merah putih yang
kugendong sedari tadi.
AKU BANGGA
INDONESIAKU
repost dari FB ziqinium
No comments:
Post a Comment