PARTIKEL SETAN
Rasanya, kalau setan
sudah makin blingsatan seperti ini. Manusia, perlahan harus mulai betul-betul
mempelajarinya. Maksudnya, betul-betul. Cara dia bergerak, pola gerakannya,
teknik transformasinya, progresifitas strateginya, peta sebarannya, bauran frekuensinya.
Saya terkadang sering curiga, mekanika kuantum adalah produk konspirasi setan,
pengalihan isu. Supaya, arah pengamatan tidak mengarah padanya, licik memang.
Dalam hal ini, kita
suda sepatutnya merujuk pada Johann Bacher, terima kasih atas Phlogistonnya.
Katanya, pembakaran menghasilkan partikel api, phlogiston. Seperti halnya
cahaya yg ternyata punya sisi materi, photon.
Kalau suda begini,
dokumen Bacher harus dicari, diulas kembali, khawatir ada sisi kebenaran
terlewatkan darinya.
Manusia dengan tanahnya, bisa kita pelajari perilakunya lewat
mineral-mineral liat, respon dan klasifkasinya bisa kita amati. Begitu pula
malaikat dengan photonnya. Dan seharusnya, setan dengan partikel penyusunnya
dapat dipelajari gerak geriknya.
Bukankah kita dilarang mengikuti jejak langkah syaitan, 'la tattabi'u khutuwati as syaiton'. Kalau model rupa jejak langkah itu kita tak tau, bagaimana harus tak ikut?.
Setelah 3 abad lalu harus terhenti oleh oksigen dan konsep oksidasinya,
oleh ulah Antoine Lavoiser, karib setan sepertinya. Harus ada yg memulai lagi,
mencari, menemukan, mengkaji, mengolah kembali. Supaya barangkali darinya kita
bisa membangun kebenaran dan pemahaman secara utuh, setan secara utuh.
Atau, sebetulnya setan memang tak licik. Ia, hanya, juga tak
memahami segala sesuatu secara utuh. Menjauhkan manusia agar tak menyadari
polah tingkahnya justru membawa manusia menyadari polah tingkah makhluk
selainnya. Mengarahkan manusia kepada kuantum justru membawa manusia pada
neutrino. Entah, manifestasi untuk makhluk jenis apa lagi ini.
No comments:
Post a Comment