Duhai rasa, yang kerap menolak Maemunahku, yang sering tak
mengijinkanku sekedar mengkhayal dia. Aku ingin kamu mengelabu, sejenak
saja. Aku ingin kamu berdusta, kali ini saja.
Katakanlah!,
tentang gelisahku yang semakin menyana, tentang harapku yang
semakin menganga.
Kamu tahu, bahwa takbir-takbir itu telah menguliti selaput-selaput
nurani, bahwa malam ini sungguh aku tak boleh menggelisahkan apa-apa lagi.
No comments:
Post a Comment