“Berilah aku potongan-potongan besi!,
Hingga kedua (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua
(puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” ketika
(besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “berilah aku tembaga (yang mendidih) agar ku tuangkan ke
atasnya (besi panas itu)” (QS. Al-Kahf (18) : 96)
Atom-atom
besi mulai menyiapkan barisan, membuka tangan-tangannya. Pasukan ini sadar akan
kedatangan tamu agung sekaligus sahabat baiknya. Gerombolan tembaga datang,
perawakannya memang terlihat lebih berisi.
Sekali
lagi Al-Qur’an kembali menghantarkan kita pada sebuah fenomena sains,
sebagaimana Al-Qur’an telah menghantarkan umat muslim melalui kompleksitas dan
juga pluralitas kehidupan dunia dalam menggapai ridho-Nya. Sains, social, filsafat,
ekonomi, militer, dan banyak bidang lainnya telah difasilitasi oleh Al-Qur’an,
maka tidak salah kita sebut Al-Qur’an sebagai kitab multidisipliner.
Sebuah
teknik metalurgi telah diperkenalkan Al-qur’an. Menuangkan tembaga panas di
atas besi panas untuk membentuk sebuah campuran kuat yang bahkan disebutkan
tidak bisa dilubangi (QS 18 :97). Sebuah pertanyaan kemudian muncul, “kenapa
tembaga dituang di atas besi, bukan sebaliknya”. Inilah Al-Qur’an, ia menggapit
pikiran-pikiran para pecinta sains, melibatkannya dalam multidimensionalisme
objek.
Yang
kemudian tebesit secara sederhana adalah densitas dari kedua logam tersebut.
Besi memiliki densitas 6.98 gr/cm3 (pada titik leburnya), sedangkan
tembaga berdensitas 8,02 gr/cm3 (pada titik leburnya). Kalau
dianalogikan dengan minyak dan air dimana ketika minyak (densitas : 0.8-0.9
gr/cm3) dituang diatas air (densitas : 1 gr/cm3) maka
minyak hanya akan berada diatas air. Tidak ada upaya menerobos sela air. Tetapi
ketika dilakukan sebaliknya, air yang dituang di atas minyak, maka air akan
menerobos, melewati bagian atas hingga bawah minyak, meskipun tidak
terjadi pencampuran (factor kepolaran kedua zat). Tetapi ada upaya air
menerobos sela minyak disepanjang bagian.
Menjawab
pertanyaan diatas, jika besi di tuang ke atas tembaga, maka besar kemungkinan
besi hanya akan bercampur dengan sedikit dari bagian atas tembaga. Tetapi jika
sebaliknya, tembaga yang dituang ke atas besi akan menerobos ke seluruh bagian
besi sehingga dicapai sebuah homogensi pada campuran tersebut. Homogensi itulah
yang kemudian meningkatkan kekuatan dari aliansi kedua logam tersebut.
Akhirnya
mereka bersuka cita, membaur, saling merengkuh ikatan.
Syaikh
Jauhari Thantawi mengatakan dalam tafsirnya, Al-Jawahir, bahwa terdapat 750 ayat kauniah, ayat-ayat tentang alam
semesta, dan hanya sekitar 150 ayat fiqih. Ini menjadi ladang luas bagi para
pecinta ilmu alam untuk kembali menggali, memikirkan, memberdayakan oleh
pikirnya untuk mengungkap bahwa Al-Qur’an menyimpan semua fenomena jagad raya
yang insyaAlloh akan semakin
menyimpul kuat iman kita padaNya, Sang Maha Penguasa Jagad Raya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Alloh sambil
berdiri, duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (seraya berkata), “ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Al-Imran (3) : 190-191)
No comments:
Post a Comment