Siapa
yang pernah mencinta pasti akan tau bagaimana tersiksanya dibekap rindu. Semua
hal tentangmu adalah rentetan kenangan dan angan yang tak lelah melayang. Ketika
gelombang air yang meliuk diatas bak mandiku adalah bayangan atas senyummu,
ketika aroma sate tiba-tiba tanpa ada hubungan apapun membawaku untuk mengingatmu,
(ya) ketika itulah semua konklusi tentangmu muncul dari premis-premis yang
tidak logis.
Siapa
yang pernah merindu pasti akan tau bahwa satu-satunya hal yang mereka inginkan
adalah mendekap temu. Saat tiba-tiba satu-satunya ilmu yang ingin kamu pelajari
hanyalah teleportasi. Saat tiba-tiba kamu benci sekali dengan segala yang
bersatuan jarak, karena tentu itu akan menuntunmu pada ingatan temu tak
berujung.
Siapa
yang pernah begitu ingin menggandeng temu pasti tau, terkadang cara terbaik
untuk menjaga pikiran pada sosok yang terindu adalah tetap merasa rindu.
Bagiku, temu adalah ruang transit untuk kemudian kulanjutkan lagi perjalanan
rindu. Biarlah aku lelah merindu, karena aku tau pada sekumpulan awan putih itu
akan ada kamu, pada rerimbunan pohon itu akan ada kamu, pada burung-burung yang
bertengger menikmati sore, pada tumpukan jerami, pada caping pak tani, pada
karcis kereta malam, pada gitar sang seniman, pada semerbak toko buku, pada
suara kegaduhan hujan akan kulihat hadirnya sesosokmu.
Siapa
yang pernah begitu mengingkan kamu ada dimana-mana?. Ya, itu aku.
No comments:
Post a Comment