Ramadhan,,???hm banyak orang bersuka cita menyambut ramdhan,,tapi aku,,,,???ramadhan memberi kenangan buruk padaku,,,Bebi Ramadhan. Begitulah namanya, wanita jelita itu telah membuat konfigurasi L.O.V.E ku hancur berkeping-keping. Porak poranda bak bulu kebo, jungkir balik kayak ucup kelik (pedagang tempe penyet di New York). Kata itu seolah 'balik kanan', menuruti komandan Setan, membentuk kata yang sesuai dengan namanya, E.V.O.L. Ach,,menurtku tidak ada bedanya sama E.V.I.L. Watak komandan itu memang tidak jauh berbeda dari prajuritnya.
BeRa' (baca:bebi ramadhan) ku kenal lewat perkenalan singkat di ujung jalan kenangan. Ditemani lampu bangjo yang saling bersahut-sahutan romantika kami dimulai. Kerudung hijau menyala dan Jam Tangan hijau kucel, 2 premis yang membuatku berkonklusi bahwa dia adalah wanita hijau lumut, wanita yang suka warna hijau begitu agaknya. Terang saja, mukanya yang seperti tanah gambut menjadi lahan subur bagi tanaman hijau.
Kulihat dia celingukan, jiwa supermenkupun muncul, ku lepas kacamataku dan ku plintirkan ujung rambutku. Aku berlari mendekatinya, aku masih terpesona dengan kejelitaannya. Senyumnya menyembul lembut dari bibirnya, tetapi sesaat kemudian berubah menjadi muka yang sepertinya tidak asing, muka yang sangat familier bagiku, tekstur kerutan wajah dikanan-kiri, kedua mata menyipit, bibir mengembang laksana strategi ofensif tim matador, ditambah kilauan gigi piranha. Dia tidak tertawa, ataupun tersenyum, auranya seperti menahan beban hidup yang luar biasa berat. Tapi ku acuhkan semua itu, aku masih fokus pada kecantikannya. Aku terlena, aku tawarkan bantuan padanya. Sayup-sayup kudengar suara lembutnya "mas, toko buku dimana ya?". Ah,,syahdu sekali kawan. Aku yang memang predator buku (begitu kata temenku) tak susah untuk mencari toko buku, instingku membawanya ke toko buku yang berjarak 500 meter saja. Ku antarkan dia, kulihat dia tampak tergopoh-gopoh. Sampai disana kutanyakan padanya dengan suara terbaikku "mau cari buku apa mbak?kebetulan saya punya kenalan penjual buku disini....". Tapi kulihat ekspresi lain, mirip perut bumi yang siap memuntahkan magmanya. kudengar halilintar dari lisannya.
"mas, saya tadi tanya 'toilet dimana' kok malah dibawa ke toko buku."
dubrak waaa...
"saya udah kebelet nie mas, ah mas. Jadi gimana donk??". Aku yang memang amonia detector (begitu kata mbahku), secepat kilat menyalakan sensor amonia, ketemukan toilet yang hanya berjarak 50 meter dari tempatku bertemu dia. Aduh ternyata aku kenal muka itu, muka BERAK. Ah...kenapa dari tadi aku tidak menyadarinya.
NB
buat cewek-cewek cakep: belajarlah membuat perbedaan berarti dengan ekspresi wajahmu, jangan sampai lelaki hidung pesek terpesona dengan muka berakmu.
buat cowok-cowok cekap (bahasa kromo,, artinya pas-pasan):belajarlah membuat perbedaan berarti antara khayalan dan kenyataan.
Bagaimana harus dijelaskan disini, kombinasi aplikasi biologi dan fisika dipertaruhkan di arena ini, seorang wanita jelita harus menempuh jarak 1050 meter untuk menahan laju faces dengan percepatan 10 mm/s2. Dengan catatan, waktu metabolisme tidak diabaikan.
Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, kutunggu dia sampai selesai berak. Aku perkenalkan namaku dan meminta maaf atas kejadian tadi. Dia memaafkanku, sambil mengulurkan tangannya dia memperkenalkan diri. Sebenarnya aku ragu mau menjabat, kulihat kuning berkilauan 'nyempil' di sela kukunya yang terawat. 'tak apalah' begitu pikirku, anggap saja ini adalah kenang-kenangan darinya. Sambil tersenyum lega (lega karena rumus kombinasi fisika biologi telah dia pecahkan, dan jawabannya adalah breeetttttt,,,ttttt , sensor mode:on) dia bilang
"namaku BEbi RAmadhan".
Oh...Ratu BERA' yang kebelet BERAK.
Kau menghancurkan kerajaan CINTA dan KHAYALANku.
No comments:
Post a Comment