Teknologi tepat guna telah manjadi banyak perbincangan akhir-akhir ini, mulai dari semua yang menjadi serba instan sampai pada masalah sustainable energy. Apalagi pemerintah juga telah banyak memberikan himbauan tentang konversi energi, energi alternatif, dsb. Yang paling banyak bergulir adalah mengenai energi non fosil yang berbasis organik, karena memang merupakan renewable energy. Mulai dari biodiesel yang telah dibuat dengan berbagai bahan dasar, bioethanol yang telah dikomersilkan hingga biogas yang telah banyak digunakan di kalangan Household. Dalam hal ini sedikit dapat disampaikan mengenai biogas yang menjadi referensi pembuatan alat mini reaktor biogas (Mi ReBos).
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biogradable atau setiap limbah organik yang biogradable dalam kondisi anaerobik. kandungan utama biogas adalah methana dan karbondioksida.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biogradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Methana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batubara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatna biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena methana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfir oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfir tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfir bila dibandingkan bahan bakar fossil.
Ide ini sebenarnya muncul saat rumah saya yang kebetulan merupakan warung makan banyak menghasilkan sampah sayuran. Diantaranya terong, kol, timun, tomat dll. Fenomena banyaknya sampah ini membua saya merasa perlu membuat semacam handling. Volume sampah perhari bisa mencapai 2 ember cat tembok. Rancangan pertama hanya berpikir pada sebuah chamber tempat reaksi fermentasi itu berlangsung. Karena sifat pembuatan alat ini adalah percobaan maka saya putuskan untuk membuatnya dalam skala kecil. Intinya adalah ada jalan input dan output dan chamber itu pastinya.
Berikut bahan-bahan yang saya butuhkan untuk membuat Mi Rebos
1. Ember cat tembok
2. Kran pipa 1 dim, saya anjurkan memakai kran besi karena lebih mudah memutarnya
3. Baskom, (ngambil punya nyak lu juga gak papa)
4. Kaleng "baygon" semprot (ambil bagian atasnya saja). Untuk membuat ini bisa dimodifikasi sesuai selera.
Setelah siap, silahkan rangkai menjadi seperti dibawah ini
tampak serong atas
tampak samping
Kemudian dalam prakteknya, limbah sayur dimasukkan. Waktu itu banyaknya sekira 1.5 kg kemudian ditambahkan bakteri (banyak dijual ditoko pertanian). Jangan lupa ditambahkan air untuk membantu prosesnya.
Setelah beberapa hari, katup coba saya buka, ada bunyi "cesss". Saya pikir gasnya sudah terbentuk dan kenyataannya memang begitu. Saya coba biarkan beberapa minggu lagi untuk memastikan limbah telah benar-benar terurai, setelah itu saya coba buka dan saya sulut api. Hasilnya nihil, api tidak tersulut tetapi bunyi "cess" masih tetap ad. Diagnosa saya, pressur gas terlalu kecil karena kemungkinan gas yang dihasilkan juga sedikit, sehingga harus dibuat dalam skala agak besar. Jadi, saran saya alat ini sebaiknya dilengkapi dengan pressure gauge (alat pengukur tekanan gas).
Achhh...percobaan belum berhasil.
Semoga bisa menjadi informasi dan inspirasi.
Referensi :
Makalah Biogas oleh M. Khoirur Roziqin
No comments:
Post a Comment