Alloh telah menciptakan alam dan seisinya sebagai suatu karunia yang
agung nan cantik. Maka Dia pula yang memberikan ketentuan yang indah dan
peraturan yang tepat untuk memelihara dan merawatnya. Islam diturunkan
salah satunya dengan tujuan tersebut, membawa rahmat bagi seluruh alam,
membawa aturan atas kesinambungan dan kesetimbangan alam.
(al-anbiya’:107)
Indonesia dikenal sebagai salah satu megadiversity country,
yaitu Negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat besar.
Hal tersebut menjadi sebuah tanggung jawab yang sangat besar kepada
masyarakat Indonesia dalam menjaga kesetimbangan ekosistem lingkungan
agar keanekaragaman tersebut tetap terjaga dan terpelihara. Tetapi
sebenarnya bukan hal yang susah ketika kita ketahui bahwa alloh telah
mengatur semuanya dalam ayat-ayatNya. Apalagi Indonesia merupakan Negara
dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Sebuah korelasi yang sangat
ideal. Tinggal bagaimana mensinergikan antara kedua, memaksimalkan
perannya masing-masing.
Sehingga marilah kita kembali menghayati
esensi dari penciptaan bumi ini, bagaimana alloh telah memberikan
berbagai macam fasilitas terbaik bagi penghuni bumi. DiciptakanNya
samudra membentang dengan berbagai macam kekayaan di dalamnya, dibuatNya
gunung-gunung sebagai pancang atas tanah-tanah yang dipijak. Kemudian
diperindahNya bumi ini dengan angin-angin yang berhembus, awan-awan yang
menyimpan hujan, hewan dan tumbuhan sebagai teman hidup manusia.
Setelah selesai, kemudian Alloh memberikan sebuah amanah kepada manusia,
surat al-a’rof:56
“dan janganlah kalian membuat kerusakan di atas muka bumi setelah Alloh memperbaikinya”
Tetapi
apakah kita sudah menjalankan amanah ini dengan benar?. Amanah yang
telah diberikan oleh Alloh kepada kholifah bagi bumi ini. Dan sepertinya
yang terjadi adalah sebaliknya, kerusakan banyak timbul di hutan-hutan
di Indonesia, kelangkaan habitat berbagai macam binatang, dll. Seolah
ada sebuah ketidakpedulian terhadap sahabat-sahabat yang sengaja
diciptakan Alloh untuk menemaninya. Haruskah kita berkaca pada mereka?.
Pada hewan yang senantiasa menyantap makan siang sebagaimana mestinya,
pada tumbuhan yang dengan ikhlas menghidangkan tubuhnya dinikmati oleh
sahabat binatangnya dengan bismillah. Mereka semua mengambil tanpa lupa
memberi, diambilnya madu yang manis oleh lebah-lebah madu dari
bunga-bunga mekar nan elok, kemudian dia bawakan serbuk sarinya sebagai
hadiah untuk kepala putik bunga-bunga elok lainnya. Dia mencomblangi,
tak seperti kita yang kerap kali mencurangi. Kita lihat bagaimana
tumbuhan-tumbuah berbuah mengambil kotoran-kotoran monyet untuk
dijadikannya sebagai nutrisi tumbuh kembangnya, kemudian ia berikan buah
yang ranum untuk dinikmati monyet-monyet nakal itu. Mereka mengambil
sebanyak mereka memberi. Begitulah sunnatulloh.
Lalu
kepada siapa lagi lebah-lebah itu berharap madu ketika bunga-bunga telah
bersemayam di meja-meja kantor, dan harus berharap nutrisi kepada siapa
lagi tumbuhan-tumbuhan itu ketika monyet-monyet itu sudah banyak yang
dikandangkan. Mereka sudah menjerit, merintih dan menangis. Tetapi
apakah dengan duduk manis, minum kopi di pagi hari sambil membaca berita
tentang illegal logging dan global warming sudah cukup bagi kita untuk
berbagi rasa dengan mereka?. Mendengar jeritan, rintihan dan tangisan
mereka hanya bisa dilakukan dengan mencumbu mereka. Alloh telah
menciptakan sungai untuk di telusuri kekayaannya, menciptakan
gunung-gunung untuk dapat kita dengar tasbihnya, kemudian bertasbih
bersama dengan apa yang menjadikan elok gunung-gunung itu saat kita
mendakinya.
Tadabbur dan tafakkur alam adalah sarana bertaqorrub ilalloh,
dengan bercengkerama bersama sahabat-sahabat makhluk kita, bersenda
gurau bersama sahabat-sahabat yang tidak pernah berhenti bertasbih,
meskipun dengan tangis akibat ulah sahabat-sahabatnya yang tidak tahu
diri.
Selamat Hari Bumi sahabat.
Maha Suci Alloh.
foto disini
1 comment:
Like this .. ^_^
Post a Comment