“jadi, karena nilainya kecil
sekali dibanding k1, nilai k2 dapat dianggap nol”, begitu ujar seorang dosen.
Ya, begitulah perilaku manusia-manusia
jurusan teknik, pandai mengasusmsi, pandai menganggap, pandai mengabaikan. Tidak
salah memang, toh, hal itu juga
dilakukan untuk mempermudah penyelesaian (mencari solusi). Pertanda bahwa
mereka memang manusia, mereka adalah makhluk yang hakikatnya memang penuh keterbatasan dan
ketidaksampaian. Berbeda sekali dengan Tuhan, Dia tak pernah barang sedikit pun
mengabaikan, menghiraukan, mengasumsi, menganggap. Bahkan untuk hal sekecil
zarrah ataupun lebih kecil dari itu. Bisa dikata, hingga sepuluh pangkat minus
tak hingga pun akan Dia hiraukan. Tidak hanya untuk urusan kecil sekali, pada
tataran super besar pun Dia tak pernah acuh, karena Tuhan adalah mahahitung
yang sungguh alat secanggih apapun di dunia tak akan pernah mampu
menandinginya.
Beruntunglah para pelaku ‘teknik’,
karena sesungguhnya ajaran keteknikan adalah ajaran kemanusiaan yang mengajarkan
nilai-nilai ketawadhu’an pada sang Pencipta.
Foto ambil disini
No comments:
Post a Comment