Satu hal yang membuatku sangat bergairah di Bumi ini. Bukan wanita seperti Lady Gaga, kontraversialnya sungguh tak menahankan. Bukan pula Angelina Jolie, keseksiannya memang membutakan. Begitulah, gairah terhadap wanita memang sering kali menyerupakanku dengan binatang. Bukan pula harta yang kerap kali membuatku merasa punya dunia. Juga bukan kuasa yang tak jarang menjadikanku mendadak merasa raja.
Ia bukan materi, karena sesungguhnya ia berawal dari imajinasi, hidup karena asumsi-asumsi dan entah oleh apa ia akan mati.
Kalau di dalam diriku, ia hadir bersama sebuah semilir, hidup dan berkembang karena spiritualitas tak berhilir dan kuharap ia mati oleh akhiratku yang nadhir.
Ia yang diperantarakan Tuhan dalam membentuk dunia. Ia juga yang dimediakan dalam memahami penciptaan. Ia adalah jembatan rasionalitas manusia atas nilai-nilai spiritualitas.
Sejujurnya ku tak pernah tahu rupanya. Bahkan namanya pun tak ku ketahui, karena selama ini ia muncul dalam deskripsi-deskripsi. Jadi, bagaimana kalau ku sebut saja ia adalah Kimia, supaya kalian semua mengiya, supaya tidak ada lagi analogi, supaya ia juga terasa nyata.
Gairahku terhadap kimia sungguh bukan berarti sebanding dengan kemampuanku bersilat kimia. Gairahku terhadap kimia juga bukan menunjukkan bahwa aku pandai memainkan stoikiometri. Satu-satunya yang menunjukkan gairahku terhadap kimia hanyalah kebingunganku tentang kimia.
Semoga gairah ini tak pernah membuatku memaling dari Mu, karena gairah ini hanyalah Gairah Kimia.
No comments:
Post a Comment