Pernahkan angin merasa, bahwa hembusannya sering kali membuat perut mereka mendengung. Padahal bunga-bunga nan indah di padang sana selalu terkesiap, menyiapkan paket-paket benang sarinya tatkala pasukan angin beranjak datang.
Pernahkah air bah merasa, bahwa terjangannya membuat pipi-pipi lembut mereka terguyur air mata. Padahal hati sahabat-sahabat nun jauh disana selalu bersiaga, melangkahkan kaki dan menggerakkan tangan berikut dengan suara lantang mengumandangkan kepedulian pada hati-hati yang lain.
Pernahkah salju merasa, bahwa aktifitasnya kerap kali merepotkan organisme-organisme di dekatnya. Padahal penghuni belahan tengah selalu berjaga-jaga, menyediakan kamar tidur dan pantai-pantai mereka untuk saudara utara dan selatannya.
Tiba-tiba, bulu-bulu tanganku bergemerisik.
Aku : Angin, dirimukah itu?
Angin : Iya Sahabat, aku membawa pesan untuk kesahmu dariku, Air bah dan si Salju.
Aku : Pesan apakah gerangan, hingga membuatmu singgah dari kelanamu?
Angin : Wahai Sahabat, sungguh aku tak punya kuasa sedikitpun.
Sesungguhnya semua itu adalah kehendak Tuhan
No comments:
Post a Comment