Tulisan ini dibuat awal tahun 2009 (last year senior high), seusai mencumbu rimbunan hutan Kalimantan.
Kumulai perjalanan itu dengan menengadah,
memohon perlindungan dan kejelian atas keindahan alam yang akan di sajikan
sebentar lagi. Sebuah perjalanan yang sangat biasa bagi orang di sana. Tapi
teramat sangat istimewa bagi diri kolotku ini, sebuah perjalanan imajinasi.
Pemunculan kembali sebuah naluri proporsional yang sangat signifikan bagi masa
depanku. Naluri yang akan membawaku menjelajahi keindahan sains dan kesastraan
sebuah karya ilmiah. Naluri ini adalah insting yang akan kembali menggugahku
dalam menentukan sebuah pilihan secara matematis, logic dan akurat.
Kulangkahkan kaki, diiringi semilir ilalang
yang tertiup angin pagi itu aku mulai membuka tameng-tameng yang telah
mengeraskan pikiranku selama ini dengan hati yang memandang tajam setiap
pepohonan yang bergerak kesana kemari. Menapaki langkah demi langkah jalan
setapak yang mulai tampak rimbun, lebih rimbun dibanding saat pertama kali aku
melewatinya dulu (2 tahun lalu). Dulu, tujuanku kesini adalah mengembangkan pemikiran ku yang
masih hijau, membentuk pola pikir yang obyektif. Tapi semua itu perlahan telah
pupus. Makanya, aku mulai mengumpulkan kembali ceceran-ceceran yang telah
terberai itu. Sayatan rumput duri, goresan batu kali tak terasa sedikitpun,
seluruh tubuhku seolah hanya ada pada pandanganku yang sekarang sedang melihat
takjub pada originalitas ciptaan sang Maha…,
Wanginya alam ini takkan pernah kalian
temukan di kotamu, alunan music alam ini takkan pernah kalian temukan di
panggung manapun. Fantastic…
Saat kalian mendengar percikan air di ujung
sana. Akan kalian ketahui bahwa di sanalah kumpulan air tengah terjun bebas
menghempas sesamanya, menyusuri jalan sepanjang muara laut yang berkelok-kelok.
Ketika kau mencoba untuk menghalanginya,
penatmu akan terikut, kesombonganmu akan mengkerut dan ketakutanmu akan
teringsut entah kemana.
Disitulah semuanya seolah akan terasa kembali
pada hakikatnya.
-0-
Saat kalian mulai berfantasi dalam imajinasi,
nikmatilah kegemerlapan celah sempit di alam ini. Saat kalian bingung cara
berfantasi dalam imajinasi, mulailah dari alam. “Kenapa benda bisa jatuh?”,
karena seperti itulah Newton memulai. “kenapa burung bisa terbang?”, Karena
seperti itulah Wright bersaudara mulai berkarya. Sesungguhnya alam ini
mengandung banyak peluang, yang akan dapat kalian temukan dengan mulai
berfantasi dalam imajinasi.
-0-
Segmentasi yang terjadi pada setiap hidup
manusia memang seperti ini. Fluktuasi seolah wajib terjadi untuk memperoleh
kelinieran. Nah, kelinieran itulah yang sekarang menghantuiku, menakutiku
dengan keghaibannya. Kelinieran itu memang tak serumit persamaannya. Tapi
ketidakmatematisannya itulah yang membuatnya tak tertelusur.
-0-
No comments:
Post a Comment