Thursday, September 2, 2010

Mencari kawan Indonesiaku

Aku terlalu lugu untuk bisa mencaci maki apa yang ada dalam negeriku ini. Korupsi, kesemena-menaan, kelambanan, dan ke-ke yang lain, aku senang. Aku gak punya jiwa berkobar seperti kalian para demonstran, Tapi tak bisa dipungkiri kami butuh kalian. Presidenku yang baik hati memang banyak dicaci maki. Aku hanya bisa berdo'a pada Tuhan
"Tuhan....berikan kekuatan dan kesabaran pada pemimpin negeriku untuk menyongsong Indonesia munuju ridho-Mu"
Aku bukan koalisi kawan. Aku hanyalah anak negeri yang sedang menikmati senda gurau dunia. Aku hanyalah sang pemimpi yang melihat negeri ini secara substansial. Ada presiden, wakil rakyat, kalangan birokrat, politisi, pengkritisi, oposisi hingga koalisi, golongan rakyat sepervisor yang meliputi akademisi, pedagang, pengasong, dan semua yang menjadi substansi negeri ini termasuk kasus, masalah, penghargaan sampai pencapaian.
Kau pasti berfikir hebat soal ini kawan. Substansial ini hanyalah substansial dasar yang aku harap tidak membawa sial saja!!
Begitu elok negeri ini dipandang, substansi ini saling melengkapi, serasi sekali.
Aku tidak mau menjadi pengkritisi dengan substansi subyek, predikat dan obyeknya, lebih dari itu. Kacamataku melihat pengkritisi sebagai bagian dari tiga substansi itu. Begitu juga yang lainnya. Dan kau tahu apa yang kudapat kawan??negeri elok nan jelita ini.
Aku rindu kawan-kawanku yang membanggakan negeri ini, aku rindu kawan-kawanku yang senantiasa mencium harum tanah air ini. Aku rindu pada kawan-kawanku yang tidak hanya berasap, tapi membara. Aku rindu kawan-kawanku yang suka "melakukan", bukan menyalahkan.
Aku ingin memeluk kalian, menggandeng tangan muda kalian, menyentuh kobaran nasionalisme di hati kalian. Bersama kalian kuingin kau mengajakku menelusuri pelosok negeri ini, melihat mata-mata berkaca, duduk bersama orang-orang pecanda dan sekedar menikmati kopi Indonesia yang diseduh oleh tangan-tangan bersahaja.
Sekarang, aku akan mulai mencarimu kawan, tetapi agaknya akan sedikit sulit di masaku ini kawan.

No comments: