Tuesday, August 31, 2010

Mi Rebos (Mini Reaktor Biogas)

Teknologi tepat guna telah manjadi banyak perbincangan akhir-akhir ini, mulai dari semua yang menjadi serba instan sampai pada masalah sustainable energy. Apalagi pemerintah juga telah banyak memberikan himbauan tentang konversi energi, energi alternatif, dsb. Yang paling banyak bergulir adalah mengenai energi non fosil yang berbasis organik, karena memang merupakan renewable energy. Mulai dari biodiesel yang telah dibuat dengan berbagai bahan dasar, bioethanol yang telah dikomersilkan hingga biogas yang telah banyak digunakan di kalangan Household. Dalam hal ini sedikit dapat disampaikan mengenai biogas yang menjadi referensi pembuatan alat mini reaktor biogas (Mi ReBos).

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biogradable atau setiap limbah organik yang biogradable dalam kondisi anaerobik. kandungan utama biogas adalah methana dan karbondioksida.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biogradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Methana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batubara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatna biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena methana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfir oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfir tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfir bila dibandingkan bahan bakar fossil.

Ide ini sebenarnya muncul saat rumah saya yang kebetulan merupakan warung makan banyak menghasilkan sampah sayuran. Diantaranya terong, kol, timun, tomat dll. Fenomena banyaknya sampah ini membua saya merasa perlu membuat semacam handling. Volume sampah perhari bisa mencapai 2 ember cat tembok. Rancangan pertama hanya berpikir pada sebuah chamber tempat reaksi fermentasi itu berlangsung. Karena sifat pembuatan alat ini adalah percobaan maka saya putuskan untuk membuatnya dalam skala kecil. Intinya adalah ada jalan input dan output dan chamber itu pastinya.
Berikut bahan-bahan yang saya butuhkan untuk membuat Mi Rebos
1. Ember cat tembok
2. Kran pipa 1 dim, saya anjurkan memakai kran besi karena lebih mudah memutarnya
3. Baskom, (ngambil punya nyak lu juga gak papa)
4. Kaleng "baygon" semprot (ambil bagian atasnya saja). Untuk membuat ini bisa dimodifikasi sesuai selera.
Setelah siap, silahkan rangkai menjadi seperti dibawah ini

tampak serong atas

tampak samping

Kemudian dalam prakteknya, limbah sayur dimasukkan. Waktu itu banyaknya sekira 1.5 kg kemudian ditambahkan bakteri (banyak dijual ditoko pertanian). Jangan lupa ditambahkan air untuk membantu prosesnya.
Setelah beberapa hari, katup coba saya buka, ada bunyi "cesss". Saya pikir gasnya sudah terbentuk dan kenyataannya memang begitu. Saya coba biarkan beberapa minggu lagi untuk memastikan limbah telah benar-benar terurai, setelah itu saya coba buka dan saya sulut api. Hasilnya nihil, api tidak tersulut tetapi bunyi "cess" masih tetap ad. Diagnosa saya, pressur gas terlalu kecil karena kemungkinan gas yang dihasilkan juga sedikit, sehingga harus dibuat dalam skala agak besar. Jadi, saran saya alat ini sebaiknya dilengkapi dengan pressure gauge (alat pengukur tekanan gas).

Achhh...percobaan belum berhasil.

Semoga bisa menjadi informasi dan inspirasi.

Referensi :
Makalah Biogas oleh M. Khoirur Roziqin

Saturday, August 28, 2010

Indonesiaku Indonesia banget

sambungan........

Aku nyasar??...sepertinya itu cuman perasaan
saat aku baru lahir dulu. Kata nyasar sepertinya sudah hilang dalam kamusku sejak lama. Sekarang semuanya serba sok tahu. Daerah yang baru kumasuki kali ini seolah adalah surprice ulang tahunku. Kamu bilang ini nyasar, aku bilang ini pengalaman besar. Aku berusaha agar tidak pernah menganggap kecil sebuah pengalaman dan aku pikir jangan sampai.
Kunikmati sekali bau tanah dikota Pasuruan, sawah terbentang di kanan kiri, jalanan pun ikut terlentang (lo bayangin dech kalau jalanan bangun dari mimpi???cilaka kita), gunung-gunung berbaris memanjang, membuat kawasan ini pantas disebut City of Mountains. Sangat elok kawan.
Seperti di pilem-pilem anak kampung mau ke kota, aksiku kini hanya menatap jendela bis berlatar pemandangan nan cantik. Keluar masuk penumpang tak membuatku meretake adegan ini. Teriakan kernet bak teriakan sutradara yang tetap tak membuatku bergeming, hanya saat pak kernet berubah jadi menejer keuangan bus (baca kondektur) lah yang menyadarkanku.
"turun mana mas?"tanya pak kornet (kondentur kernet)
beberapa detik aku berfikir mw turun mana ya aku ini!!,,kucari-cari kata nyasar tapi memang tak pernah kutemukan dan aku bilang "terminal pak!!". Kusodorkan beberapa lembar uang kertas.
Aku makin tersenyum, saat-saat putih abu-abu yang banyak dihabiskan kalangan muda dengan kongkow, ngumpul bareng. Kuisi sedikit masa itu dengan menyendiri, menyusuri tanah asing dibumi indonesiaku. Tak kuinginkan diriku merasa asing dibumiku
sendiri.

Keramaian kota telah kulihat, pasar tradisonal hingga modern telah lewat, stasiun kereta tampak hangat diantara pedagang-pedagang sayur. Beberapa kali aku ngobrol dengan kawan sebangkuku, bapak berkumis sakera itu, ibu-ibu buruh tani yan
g tampak lusuh, anak muda kelewat gaul, bayi kecil dengan cengeran khas, meminta susu yang terlampau mewah. Semuanya kawan, sangat Indonesia. Mungkin suatu waktu ketika ku susuri asrinya Wageningen, inteleknya Delft, ataupun glamornya malam Amsterdarm, momen-momen ini akan selalu mengingatkanku akan betapa indonesianya Indonesiaku.

Terminalpun telah menyambut, kuterima sambutannya dengan rasa laparku, tapi imanku sepertinya sedang kritis, kuputuskan sholat untuk sekedar bersujud dan kututup ritual ini dengan menyantap hidangan khas terminal. Bakso alakadabra, pentol tepungnya berhasil kusulap menjadi manisan.
Pentol tinggal satu biji tersisa, hal itu menyisakan juga satu pikiran di b
enakku. Dompetku mulai menipis.
Aku biarkan dompet itu menipis sambil kulahap satu pentol tersisa sekaligus satu pikiran merana. Kulangkahkan kakiku mendekati pak kornet bis tadi, aku bilang sama dia
"pak, saya bantuin cari penumpang ya?saya mau nebeng ke mojokerto"
secepat kilat suaraku berubah jadi sutradara. "mojokerto...mojokerto...mojokerto bu,,pakk..!!"
Selang beberapa saat aku dapatkan lumayan penumpang. Bis segera berangkat, aku berdiri disamping pintu dan kuteriakkan kata itu lagi.
Sepanjang jalan semakin kurasakan Indonesiaku, kunikmati Indonesia sebagai seorang Indonesia banget.
Satu hal yang kualamian kawan, betapa payahnya saudara-saudaraku sesama kernet. Rasanya seperti sedang di gurun pasir, dehidrasi. Hanya panas, kadang-kadang juga hujan yang mau menemani mereka.

Ayo kawan!!Rasakan Indonesiamu sebagai seorang Indonesia banget.

Wednesday, August 18, 2010

Pasar Indonesiaku

Aku demen banget sama yang namanya pasar, bukan "market", tapi "pasar" kawan., entah ini merupakan insting kelelakian atau ke wanitaanku. Kelelakian!!!!, karena di pasar kutemui berbagai macam wanita dari berbagai spesies. Dari rambut lurus ala alisa subandono sampai kribo cap keki khas rumput teki. Dari pantat kebo sampai bubur kacang ijo semuanya ada. Dari penguat rasa sampai penguat "........" Membuat mata laki-lakiku seolah terbilas setelah merasakan perihnya deterjen. Kewanitaan!!!, karena dipasar aku jadi semacam ibu-ibu arisan yang selalu berfikir hidangan lezat buat suami tercinta. Kulihat cabe seperti bunga mawar yang merekah saat kau mencicipanya, bawang merah seolah jadi cincin berlian yang akan membuatnya menangis haru, bawang putih berubah jadi material perak yang membuatku gagah karena telah berhasil melindunginya dari serbuan drakula jahat. Semuanya menyatu dalam hidung pesekku. Seolah ter'ulek' menjadi sambel...eh sorry..umbel maksudnya.
Tapi kuingatkan sekali lagi. Kelelakianku itu bukanlah kelelakian kehidungbelangan kawan, tetapi kelelakian yang berperikewanitaan, lelaki kampung. Dan kewanitaan itu bukanlah kewanitaan kesentimentilan kawan, hanya wanita berkepang dua, wanita gak modis. Dimanapun aku tinggal sepertinya pasar udah menjadi tempat rekreasiku. Saat aku kesepian kutemukan pasar sebagai pelampiasan, dan itu gak bisa dipungkiri. Saat kurindu masakan rumah kususuri jalan berbeceknya pasar, kutelusuri opor ayam dengan mendekati bawang putih, bawang merah, laos dan jahe di lapak-lapak pasar. Kugiling sendiri bumbu itu dalam imajinasiku. Saat aku mulai menyesal dengan kebodohanku, kukunjungi pasar untuk sekedar belajar teori logika. Saat aku kesal dengan psikologiku, sekedar kutengok pasar untuk merepair estetika. Saat aku bingung dengan politik, kucoba merambah belantara pasar dengan bargaining. Katanya elemen politik itu cuman dua, bargaining posistion and money. Cocok khan!!!.
ahchhh...pasar menyimpan banyak Miss Teri kawan, Wanita teri ini sangat elok dikalangan teri yang laen kawan.
Saat aku ke belanda nanti (amien...!!), mungkin pasar yang seperti ini yang akan sangat kurindu. Pasar yang menampilkan wajah Indonesiaku, pasar yang tanahnya harum seharum tanah airku.
Menurutku, saat kau ingin melihat wajah dan watak suatu daerah. Kunjungilah pasar, pasar menunjukkan kepolosan dan totalitas diri kawan.

NB:
Buat ladies and gentelmen,
silahkan uji kelelakian dan kewanitaanmu di pasar kawan.
Setelah itu konsultasikan ke dr. Boyke apakah anda punya kelainan atau tidak?

Monday, August 9, 2010

Cowok Tambal ban dan Bidadari Tangan Catwalk

Panas-panas gini gue harus ke supplier buku gue, ada orderan buku dari pelanggan. Maklum kawan, gue harus memperbaiki masa depan. Setelah kejadian tempo itu di kandang pengap peramal, saat peramal itu bilang "masa depanmu suram sesuram wajahmu anakku (jijay dech gue punya emak kyak lu)" aku mulai menkotakkan tekadku. Aku inget betul kata pak ustadz "Tuhan bilang ama kita, innalloha la yughoiyyiru maa biqoumin khatta yughoiyyiru maa bi anfusihim", entah pak ustadz bilang apa waktu itu, beliau terdengar seperti mendalang. Gue acuh, tapi kata mang usang, pedagang siomay di kampungku, "terjemahannya gini ndul, kalau lu pengen makan siomay, lu gak bakalan bisa makan siomay kalau lu gak beli. Gitu ndul". Demi mendapat cap murid berbakti dan sholeh gue akhirnya nurutin perkataan pak ustadz dengan beli tu siomay.
Akhirnya gue putusin buat jalanin nie kerjaan. Jadi pramusaji bagi para predator buku. hehe. Gue jadi ngerasa seperti peternak buaya yang harus ngasih makan jagung tiap hari ke buaya
(x:kok jagung ndul?. Gue:lha buaya makannya ap?. x:daging ayam. gue:lha ayam makannya ap?. x:jagung. gue: yauda......hmmm...sebuah rantai makanan yang ilmiah khan kawan). Yach beginilah kawan. Selain jadi pramusaji, untuk mengisi waktu luangku kalau lagi ga sibuk jalan-jalan aku biasanya kuliah, pergi ke kampus, ngerjain tugas, dll. Sebuah rutinitas yang harus dijalani kalau mau berbakti sama Tony Wheller kawan.
Kukenakan tas ransel kesayanganku, kukayuh si Oncom (onthel dot com) menyusuri jalanan fatamorgana. Peluh keringat ga gue hiraukan. Apalagi yang sedang gue pandang waktu itu kawan. Sesosok wanita berkerudung biru. Melihat punggungnya aja gue udah grogi, gemeteran kawan. Inikah sosok bidadari buatku Tuhan?. inikah yang dinamakan chemistry bond?. Gue lihat dia berjalan bersama sepeda motor 'aduhai' kawan. Baik benar wanita ini, dia juga merasakan betapa capeknya tu sepeda motor harus mengantar majikannya kesana kemari. Sampai-sampai cewek itu rela menemaninya jalan, menuntunnya saat si motor kelelahan. Beginilah seharusnya kawan. "motor juga kendaraan gitu loch," sebagai manusia kita harus mempunyai rasa perikekendaraanan.
Aku semakin dekat, aku melewatinya, ku tengokkan wajahku kekiri, gue gak ingin melewatkan moment bersejarah ini, melihat bidadari. Akhirnya gue lihat wajahnya.

hwaaa???dia seperti tidak menikmati jalan-jalannya dengan tunggangannya itu. Wajahnya lebih mirip bidadari yang sedang luluran keringat. Sebagai hasil mutasi gen dari Detektif Conan, gue langsung menyelidiki apa yang terjadi. Dengan bekal beberapa barang bukti dan sedikit analisis bahwa keringat increased with banyaknya molekul udara yang di bebaskan oleh keserakahan ban. Aku berhenti untuk menyambut bidadariku. Naluriku tak tega melihat dirinya berpeluh keringat, ingin rasanya jiwa wirausahaku ku telurkan. Membuka kios tambal ban tepat di samping sang bidadari. Dan saat aku menjadi wirausahawan tambal ban yang sukses, akan kuceritakan pada Pak Rhenald Kasali. "Saya terinspirasi dari Istri saya pak!". What? ISTRI?, kenapa bisa sejauh ini. Aku terbangun dengan guyuran panas matahari.
Aku berhenti dan kutawarkan bantuan. Wajahnya yang merah sayu, ah,,,takkan ku lupa itu. Kukenalkan namaku dan kujabat tangannya. Aduhai lembutnya kawan. Catherine wilson bisa jatuh kalau catwalknya nie tangan. Aku jadi ngerasa cemburu sama si motor. Dielus dan digandeng tiap saat. Saat kunikmati keindahan itu, sangat kunikmati kawan. Tiba-tiba lelaki berwajah kilap berhenti didepanku, wajahnya tak kalah ganteng dengan Ari wibowo, putih bersih. Aku ngerasa risih sama orang ini. Ratingku bisa turun gara-gara dia.

"Kamu gak papa yank?"begitu kata pertama keluar dari mulutnya. Gila bener nie orang. Baru nongol udah panggil 'yank'.
"gak papa kok yank, cuman bocor az bannya"sahut sang bidadariku. Hembfttttt....aku terdiam, ada apa gerangan.
"makasih mas sudah nawarin bantuan, tapi sudah ada suami saya. sekali lagi makasih ya"begitu timpal sang bidadariku kepadaku.
"iya mbak gak papa, saya duluan ya!"aku mereply

S.U.A.M.I...lima huruf yang akan kumasukkan kedalam sanubari ku satu persatu. lima kata yang akan kusimpan rapat-rapat ke dalam memoriku. Takkan ku buka sampai saatnya tiba, sampai saat sanubariku siap mengeluarkan dan memoriku tak kuat menyimpannya lagi.
Akan kusisipkan lima kata itu ke dalam namaku kelak.
Suami, menggelapkan bayangan hitamku. Memupus impianku menjadi pengusaha tambal ban sukses. Aku jadi malu sama Pak Rhenald Kasali.

Wednesday, August 4, 2010

Lapindo Mud Park

Kuteruskan perjalananku ke Lumpur Lapindo. Ah...sungguh kreatif orang indonesia, bencana lumpur lapindo disulap jadi the lapindo mud park yang menyajikan paket wisata dengan berbagai pilihan wahana. Ada wahana Mud Boom, menyajikan berbagai macam fantasi lumpur, ada muncratan lumpur, lumpur terjun, gelombang lumpur dan semuanya beneran kawan, tidak ada rekayasa disini. Ada juga science mud center yang menyuguhkan sisi science dari berbagai fenomena, fenomena fisika disajikan lewat hukum archimedes, dimana rumah yang 'tercelup' kedalam lumpur akan mendapat gaya jerit tangis yang besarnya seberat lumpur yang memakan rumah mereka. Berat jenis tangis para korban seolah meningkat berpuluh kali lipat hingga sama dengan berat jenis lumpur, bisa kau bayangkan itu kawan?tragis. Fenomena kimia dijelaskan lewat destruksi protein (program ketentraman indonesia), ketentraman rakyat di porakporanda oleh larutan KKN 100% menghasilkan larutan ammonium melarat, gas derita oksida dan berbagai macam gas beracun lainnya. Fenomenena matematika dijelaskan lewat ekstrapolasi bayangan, poin-poin grafik kekonglomeratan dan kemelaratan dipadukan lewat janji-janji dan mimpi dan yang didapat bukanlah sebuah ekstrapolasi, tetapi hanya sebuah bayangan kawan.
Dan yang paling real dan reali gius adalah wahana Mud Misteri tiga dimensi, disini kau akan melihat hal-hal mengerikan tampak nyata (tapi menurutku memang nyata), kau akan melihat mayat yang tidak selamat demi rakyat, sifat heroik mantan makhluk kasar yang harus gugur dalam menyelamatkan nyawa sesamanya. Dan tentunya kau hanya bisa melihat itu jika kau gunakan tiga dimensi kawan, dimensi kemanusian, dimensi patriotik dan dimensi ketaqwaan.
Aku nikmati semua wahana itu dengan fasilitas race on mud kawan. Diatas jalan berlumpur yang telah mengeras. Kurasakan benar fantasinya.
Puas menikmati wahana kuputuskan untuk pulang, aku ingin jalan kaki (kantong tipis.red). Menyusuri jalanan porong-gempol ku tengok sisa-sisa keangkuhan ruko-ruko disebelah kiriku. Bangunan-bangunan itu sekarang telah menjadi istana bagi para gelandangan dan pengemis. Kunikmati semua itu bersama peluh keringat disiang hari kawan. Sampai diperempatan gempol kuputuskan untuk berhenti sejenak. Kutanyai ibu disebelahku "bu, bis mojokerto yang mana ya?", dia menunjuk ke arah bis orange 50 meter disebelah kiriku. Aku mendekat, kuputuskan untuk segera naik dan kuambil posisi ternyaman, 'dekat jendela'. Enak luar biasa kawan, semilir angin memburai alisku, menyapu debu di gigiku. Tapi aku merasa ada yang janggal, ku ingat firman Tuhanku "inna ma'al usyri yushro", bahwa bersama kesusahan itu ada kemudahan. Sekarang aku sedang dalam kemudahan dan kenyamanan kawan, berari???. Ah kuabaikan saja lah. Aku tertidur entah berapa lama, yang kutau setelah terbangun kulihat plang dipinggir jalan "....,Pasuruan". What??. Aku nyasar

Tuesday, August 3, 2010

Cowok Superman dan Ratu BERA'

Ramadhan,,???hm banyak orang bersuka cita menyambut ramdhan,,tapi aku,,,,???ramadhan memberi kenangan buruk padaku,,,Bebi Ramadhan. Begitulah namanya, wanita jelita itu telah membuat konfigurasi L.O.V.E ku hancur berkeping-keping. Porak poranda bak bulu kebo, jungkir balik kayak ucup kelik (pedagang tempe penyet di New York). Kata itu seolah 'balik kanan', menuruti komandan Setan, membentuk kata yang sesuai dengan namanya, E.V.O.L. Ach,,menurtku tidak ada bedanya sama E.V.I.L. Watak komandan itu memang tidak jauh berbeda dari prajuritnya.
BeRa' (baca:bebi ramadhan) ku kenal lewat perkenalan singkat di ujung jalan kenangan. Ditemani lampu bangjo yang saling bersahut-sahutan romantika kami dimulai. Kerudung hijau menyala dan Jam Tangan hijau kucel, 2 premis yang membuatku berkonklusi bahwa dia adalah wanita hijau lumut, wanita yang suka warna hijau begitu agaknya. Terang saja, mukanya yang seperti tanah gambut menjadi lahan subur bagi tanaman hijau.
Kulihat dia celingukan, jiwa supermenkupun muncul, ku lepas kacamataku dan ku plintirkan ujung rambutku. Aku berlari mendekatinya, aku masih terpesona dengan kejelitaannya. Senyumnya menyembul lembut dari bibirnya, tetapi sesaat kemudian berubah menjadi muka yang sepertinya tidak asing, muka yang sangat familier bagiku, tekstur kerutan wajah dikanan-kiri, kedua mata menyipit, bibir mengembang laksana strategi ofensif tim matador, ditambah kilauan gigi piranha. Dia tidak tertawa, ataupun tersenyum, auranya seperti menahan beban hidup yang luar biasa berat. Tapi ku acuhkan semua itu, aku masih fokus pada kecantikannya. Aku terlena, aku tawarkan bantuan padanya. Sayup-sayup kudengar suara lembutnya "mas, toko buku dimana ya?". Ah,,syahdu sekali kawan. Aku yang memang predator buku (begitu kata temenku) tak susah untuk mencari toko buku, instingku membawanya ke toko buku yang berjarak 500 meter saja. Ku antarkan dia, kulihat dia tampak tergopoh-gopoh. Sampai disana kutanyakan padanya dengan suara terbaikku "mau cari buku apa mbak?kebetulan saya punya kenalan penjual buku disini....". Tapi kulihat ekspresi lain, mirip perut bumi yang siap memuntahkan magmanya. kudengar halilintar dari lisannya.
"mas, saya tadi tanya 'toilet dimana' kok malah dibawa ke toko buku."
dubrak waaa...
"saya udah kebelet nie mas, ah mas. Jadi gimana donk??". Aku yang memang amonia detector (begitu kata mbahku), secepat kilat menyalakan sensor amonia, ketemukan toilet yang hanya berjarak 50 meter dari tempatku bertemu dia. Aduh ternyata aku kenal muka itu, muka BERAK. Ah...kenapa dari tadi aku tidak menyadarinya.

NB
buat cewek-cewek cakep: belajarlah membuat perbedaan berarti dengan ekspresi wajahmu, jangan sampai lelaki hidung pesek terpesona dengan muka berakmu.
buat cowok-cowok cekap (bahasa kromo,, artinya pas-pasan):belajarlah membuat perbedaan berarti antara khayalan dan kenyataan.

Bagaimana harus dijelaskan disini, kombinasi aplikasi biologi dan fisika dipertaruhkan di arena ini, seorang wanita jelita harus menempuh jarak 1050 meter untuk menahan laju faces dengan percepatan 10 mm/s2. Dengan catatan, waktu metabolisme tidak diabaikan.

Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, kutunggu dia sampai selesai berak. Aku perkenalkan namaku dan meminta maaf atas kejadian tadi. Dia memaafkanku, sambil mengulurkan tangannya dia memperkenalkan diri. Sebenarnya aku ragu mau menjabat, kulihat kuning berkilauan 'nyempil' di sela kukunya yang terawat. 'tak apalah' begitu pikirku, anggap saja ini adalah kenang-kenangan darinya. Sambil tersenyum lega (lega karena rumus kombinasi fisika biologi telah dia pecahkan, dan jawabannya adalah breeetttttt,,,ttttt , sensor mode:on) dia bilang
"namaku BEbi RAmadhan".
Oh...Ratu BERA' yang kebelet BERAK.
Kau menghancurkan kerajaan CINTA dan KHAYALANku.

Monday, August 2, 2010

Cowok Bom atom dan Kanjeng kunti pink

Keinginanku ke lumpur lapindo akhirnya kesampaian juga. Bermodalkan speak sana speak sini akhirnya aku menemukan juga tebengan ke sidoarjo. Seorang anak pondokan yang tinggal di kota. Deket sama lapindo katanya. Alhasil, siang itu gue putuskan berangkat dari kediri. Perjalananku siang itu gak ada yang istimewa sama seperti hidung gue yang kempes ni. Sampai di sidoarjo, gile bener, gue di ajakin ke barak-barak pengungsian bro. Melihat mereka gue semakin bersyukur, padahal selama nie gue nangis-nangis nyesalin hidup gue yang kayak tomat buangan. Kebetulan gue laper, langsung aja dech gue samperin warung makan di sepanjang lokasi itu, gak kebayangan perjuangan mereka dalam penantian uluran tangan pemerintah, kayak bang toyib yang lama menanti mbak Sri. Sempet-sempetnya mereka buat warung "apa adanya". Kenyang sudah gue. Rawon di gandeng sama krupuk 'upil' emang enak banget. Tapi menurut gue, yang bikin enak adalah bumbunya. Sepertinya bumbunya adalah 1 siung penderitaan, 2 potong rumah kerendem, 5 gram sapi lumpur dan tak lupa 2 sdm tangis kecewa. Pas malem tiba, perjalanan gue lanjutin ke lokasi proyek, bech..kulihat jalan tol yang dulu angkuh mendongak, sekarang tak lebih baik dari tikus kelindes. Di lokasi proyek, gue narsis-narsisan ama tu satpam, kayaknya dia ikut audisi bintang pelm dech. Dengan jadi satpam lapindo kesempatannya jadi public figur akan terbuka lebar, gimana nggak??tiap hari nongol dikoran, diwawancara bak Lionel Richie, informasinya sangat penting seperti para menteri.
Habis itu, gue ke kuburan. Bukannya mau minta do'a biar gue cepet laku, tapi emang tu anak pondok ngajakin gue takziyah ke salah satu kyainya. Bersama dia, gue ngerasa dapet 1 tiket menikmati spa di nerakan jahannam. Gue cuman bisa ngaminin sambil clingukan kuatir ada cewek cakep naksir gue. Waktu menunjukkan pukul 8, gue diajakin ke pondoknya, jalan kaki, denger tuch, entah berapa kilo aku berjalan jam 9 gue nyampe pondoknya. Hmm, disini gue makin ngerasa dapet kesempatan emas menjadi pelayan spa di neraka jahannam. 1 jam gue disono, gue sama dia langsung berangkat menuju rumahnya, lagi-lagi jalan kawan. Kami seperti petugas pengukur jalan. Sampai dirumahnya sebenarnya keringatku udah tinggal 1 mL, energiku tinggal 2 kal, apalagi mataku, tinggal 3 watt. Sebuah deret geometri yang ciamik khan kawan???. Tapi cewek setelan pink yang berdiri tegak didepanku telah berhasil mengobrak-abrik deret itu, seperti bom atom telah meluluh lantakkannya dengan E=mc2. Apa yang ada dalam jiwaku seolah terup-grade jadi berkali-kali lipat. Gile bener klau begini critanya kringet gue bisa jadi pahit nie, kelewat manis soalnya. Apalagi kerudung pinknya itu lho, kagak nahan, kayak dewi Kwan Innya sun go khong, bersinar-sinar gak keruan. Dia melempar senyum kepadaku, gue tersipu malu, gue cengar cengir gak jelas kayak celengan babi di sebelah gue. Gue bingung, jangan-jangan nie celengan kegeeran lagi ma gue, mentang-mentang muka gue muka gak laku. Gue tanya ma temen gue, "siapa tu cewe??", dia bilang "ntu adek gue, cakep khan kayak abangnya??"...
sambil senyum 2 jengkal gue mengagguk. "Tuhan maafkan daku yang harus berbohong demi hidup mati hamba?", kalau gue menggeleng bisa-bisa kesempatan ngedeketin dia bakalan mati.
Sayang, gue gak bisa kenalan ma dia, dia berdiri mematung bersama bapak, ibu, kakak dan adek-adeknya. Dengan background kembang gula, keluarga ini nampak harmonis. Apalagi foto itu diletakkan diruang tamu, makin nambah gue jeolus. "Tampaknya tamu-tamu keluarga ini bakalan jadi sainganku ni" begitu pikirku. Saat kutanya "emang sekarang dia (wanita itu.red) dimana?". "dia udah meninggal 1 tahun yang lalu kawan" begitu timpalnya.
Heptf....gue melongo. Sekarang gue ngerasa dia tersenyum manis tepat dibelakangku. Semanis singa padang rumput yang siap menerkam babi hutan. "wah jangan-jangan ntu celengan babi ma dia sekongkolan!!". Gue pamit buru-buru tidur, sambil berdoa "Tuhan, maafkan daku yang tak bisa cinta padanya seHIDUP semati".