Wednesday, August 4, 2010

Lapindo Mud Park

Kuteruskan perjalananku ke Lumpur Lapindo. Ah...sungguh kreatif orang indonesia, bencana lumpur lapindo disulap jadi the lapindo mud park yang menyajikan paket wisata dengan berbagai pilihan wahana. Ada wahana Mud Boom, menyajikan berbagai macam fantasi lumpur, ada muncratan lumpur, lumpur terjun, gelombang lumpur dan semuanya beneran kawan, tidak ada rekayasa disini. Ada juga science mud center yang menyuguhkan sisi science dari berbagai fenomena, fenomena fisika disajikan lewat hukum archimedes, dimana rumah yang 'tercelup' kedalam lumpur akan mendapat gaya jerit tangis yang besarnya seberat lumpur yang memakan rumah mereka. Berat jenis tangis para korban seolah meningkat berpuluh kali lipat hingga sama dengan berat jenis lumpur, bisa kau bayangkan itu kawan?tragis. Fenomena kimia dijelaskan lewat destruksi protein (program ketentraman indonesia), ketentraman rakyat di porakporanda oleh larutan KKN 100% menghasilkan larutan ammonium melarat, gas derita oksida dan berbagai macam gas beracun lainnya. Fenomenena matematika dijelaskan lewat ekstrapolasi bayangan, poin-poin grafik kekonglomeratan dan kemelaratan dipadukan lewat janji-janji dan mimpi dan yang didapat bukanlah sebuah ekstrapolasi, tetapi hanya sebuah bayangan kawan.
Dan yang paling real dan reali gius adalah wahana Mud Misteri tiga dimensi, disini kau akan melihat hal-hal mengerikan tampak nyata (tapi menurutku memang nyata), kau akan melihat mayat yang tidak selamat demi rakyat, sifat heroik mantan makhluk kasar yang harus gugur dalam menyelamatkan nyawa sesamanya. Dan tentunya kau hanya bisa melihat itu jika kau gunakan tiga dimensi kawan, dimensi kemanusian, dimensi patriotik dan dimensi ketaqwaan.
Aku nikmati semua wahana itu dengan fasilitas race on mud kawan. Diatas jalan berlumpur yang telah mengeras. Kurasakan benar fantasinya.
Puas menikmati wahana kuputuskan untuk pulang, aku ingin jalan kaki (kantong tipis.red). Menyusuri jalanan porong-gempol ku tengok sisa-sisa keangkuhan ruko-ruko disebelah kiriku. Bangunan-bangunan itu sekarang telah menjadi istana bagi para gelandangan dan pengemis. Kunikmati semua itu bersama peluh keringat disiang hari kawan. Sampai diperempatan gempol kuputuskan untuk berhenti sejenak. Kutanyai ibu disebelahku "bu, bis mojokerto yang mana ya?", dia menunjuk ke arah bis orange 50 meter disebelah kiriku. Aku mendekat, kuputuskan untuk segera naik dan kuambil posisi ternyaman, 'dekat jendela'. Enak luar biasa kawan, semilir angin memburai alisku, menyapu debu di gigiku. Tapi aku merasa ada yang janggal, ku ingat firman Tuhanku "inna ma'al usyri yushro", bahwa bersama kesusahan itu ada kemudahan. Sekarang aku sedang dalam kemudahan dan kenyamanan kawan, berari???. Ah kuabaikan saja lah. Aku tertidur entah berapa lama, yang kutau setelah terbangun kulihat plang dipinggir jalan "....,Pasuruan". What??. Aku nyasar

No comments: