Tapi kuingatkan sekali lagi. Kelelakianku itu bukanlah kelelakian kehidungbelangan kawan, tetapi kelelakian yang berperikewanitaan, lelaki kampung. Dan kewanitaan itu bukanlah kewanitaan kesentimentilan kawan, hanya wanita berkepang dua, wanita gak modis. Dimanapun aku tinggal sepertinya pasar udah menjadi tempat rekreasiku. Saat aku kesepian kutemukan pasar sebagai pelampiasan, dan itu gak bisa dipungkiri. Saat kurindu masakan rumah kususuri jalan berbeceknya pasar, kutelusuri opor ayam dengan mendekati bawang putih, bawang merah, laos dan jahe di lapak-lapak pasar. Kugiling sendiri bumbu itu dalam imajinasiku. Saat aku mulai menyesal dengan kebodohanku, kukunjungi pasar untuk sekedar belajar teori logika. Saat aku kesal dengan psikologiku, sekedar kutengok pasar untuk merepair estetika. Saat aku bingung dengan politik, kucoba merambah belantara pasar dengan bargaining. Katanya elemen politik itu cuman dua, bargaining posistion and money. Cocok khan!!!.
ahchhh...pasar menyimpan banyak Miss Teri kawan, Wanita teri ini sangat elok dikalangan teri yang laen kawan.
Saat aku ke belanda nanti (amien...!!), mungkin pasar yang seperti ini yang akan sangat kurindu. Pasar yang menampilkan wajah Indonesiaku, pasar yang tanahnya harum seharum tanah airku.
Menurutku, saat kau ingin melihat wajah dan watak suatu daerah. Kunjungilah pasar, pasar menunjukkan kepolosan dan totalitas diri kawan.
NB:
Buat ladies and gentelmen,
silahkan uji kelelakian dan kewanitaanmu di pasar kawan.
Setelah itu konsultasikan ke dr. Boyke apakah anda punya kelainan atau tidak?
No comments:
Post a Comment