Saturday, November 29, 2014
Friday, November 28, 2014
Majlis Alam Semesta
"Siapa yang bersujud itu?"
"Itu saya bro"
"oya?lalu siapa lagi?"
"ya, saya sendiri.Kan
bisa dilihat difoto"
Bukan, tidak kah kamu mendengar betapa rumput itu tak berhenti merapal tasbih dalam sujud yang begitu dalam padaNya. Lalu, angin itu tak kalah riuh menebar kecintaan padaNya, ia menyela rambutmu, mencicipkan rasa nya pada parumu. Lihat pula air-air itu, kemilaunya merefleksikan sinyal mahabbah. Matahari itu, langit yang terlihat biru itu, punukan tanah itu adalah penyujud senior dan paling setia.
"Itu saya bro"
"oya?lalu siapa lagi?"
"ya, saya sendiri.
Bukan, tidak kah kamu mendengar betapa rumput itu tak berhenti merapal tasbih dalam sujud yang begitu dalam padaNya. Lalu, angin itu tak kalah riuh menebar kecintaan padaNya, ia menyela rambutmu, mencicipkan rasa nya pada parumu. Lihat pula air-air itu, kemilaunya merefleksikan sinyal mahabbah. Matahari itu, langit yang terlihat biru itu, punukan tanah itu adalah penyujud senior dan paling setia.
Ya, kita hanyalah jamaah terakhir dalam majlis sujud alam semesta.
Monday, November 24, 2014
Pengayaan
Kamu yang
pandai merasakan makna pasti tau, bahwa satu-satunya hal yang membuat kita satu
adalah waktu. Cuaca yang seenaknya, langit yang tak pandai merayu, bumi yang
pasrah begitu saja, muncul sebagai simpulan kita pada jutaan milisekon
perlaluan.
Suatu kali
kamu pernah bilang,
“kenapa kamu
bicara terus?”.
Ada kalanya burung
harus berkicau di pagi hari, menyapa semut yang sudah sedari tadi berpeluh
mencari sarapan pagi, membuatkan senyum bagi ranting-ranting buah ceri. Atau setidaknya
pengayaan frekuensi, bukankah udara sesekali juga perlu liukan-liukan yang
bervariasi?
Sekali
waktu, kamu malah menggerutuiku,
“Sudahlah,
jangan diam saja!”.
Terkadang
bunga harus tetap diam untuk membuatnya tampak menawan. Meskipun kadang kala
dia minta bantuan angin agar terlihat lebih menawan.
Lalu, kapan
kita bertemu?
Supaya kamu bisa ajari aku bagaimana cara bicara dalam
diam.
Saturday, November 22, 2014
Siapa Yang Rindu?
Siapa
yang pernah mencinta pasti akan tau bagaimana tersiksanya dibekap rindu. Semua
hal tentangmu adalah rentetan kenangan dan angan yang tak lelah melayang. Ketika
gelombang air yang meliuk diatas bak mandiku adalah bayangan atas senyummu,
ketika aroma sate tiba-tiba tanpa ada hubungan apapun membawaku untuk mengingatmu,
(ya) ketika itulah semua konklusi tentangmu muncul dari premis-premis yang
tidak logis.
Siapa
yang pernah merindu pasti akan tau bahwa satu-satunya hal yang mereka inginkan
adalah mendekap temu. Saat tiba-tiba satu-satunya ilmu yang ingin kamu pelajari
hanyalah teleportasi. Saat tiba-tiba kamu benci sekali dengan segala yang
bersatuan jarak, karena tentu itu akan menuntunmu pada ingatan temu tak
berujung.
Siapa
yang pernah begitu ingin menggandeng temu pasti tau, terkadang cara terbaik
untuk menjaga pikiran pada sosok yang terindu adalah tetap merasa rindu.
Bagiku, temu adalah ruang transit untuk kemudian kulanjutkan lagi perjalanan
rindu. Biarlah aku lelah merindu, karena aku tau pada sekumpulan awan putih itu
akan ada kamu, pada rerimbunan pohon itu akan ada kamu, pada burung-burung yang
bertengger menikmati sore, pada tumpukan jerami, pada caping pak tani, pada
karcis kereta malam, pada gitar sang seniman, pada semerbak toko buku, pada
suara kegaduhan hujan akan kulihat hadirnya sesosokmu.
Siapa
yang pernah begitu mengingkan kamu ada dimana-mana?. Ya, itu aku.
Saturday, November 8, 2014
Natural geographic
"Adik-adik,
hari ini kita main di sawah ya, sama sapi, lumpur dan padiNya Alloh"
"Baik kakak, Bismillahirrohmanirrohim"
Alhamdulillah, berjalan di pematang mengajarkan tentang shirotol mustaqim, tentang fokus dan keseimbangan.
Sawah dengan segala hal di dalamnya tentu tidak bisa diwakilkan dengan video HD, dengan angel memukau atau videografer NatGeo sekalipun.
Ada bau lumpur yang begitu merindukan, gemulainya yang muncul ketika dipijak, panas yang menyengat yang menghantam angin sepoi, cacing-cacing yang menggeliat menggelitik. Ya, semua itu tidak akan didapat dengan mendudukkan anak di depan layar tv, lalu menjelaskan bagaimana itu sawah.
Hadirkan mereka disana, lalu sadarkan bahwa bau itu, lumpur itu, cahaya itu, angin itu, cacing itu, kesemuanya adalah milikNya, hanya milikNya.
"Baik kakak, Bismillahirrohmanirrohim"
Alhamdulillah, berjalan di pematang mengajarkan tentang shirotol mustaqim, tentang fokus dan keseimbangan.
Sawah dengan segala hal di dalamnya tentu tidak bisa diwakilkan dengan video HD, dengan angel memukau atau videografer NatGeo sekalipun.
Ada bau lumpur yang begitu merindukan, gemulainya yang muncul ketika dipijak, panas yang menyengat yang menghantam angin sepoi, cacing-cacing yang menggeliat menggelitik. Ya, semua itu tidak akan didapat dengan mendudukkan anak di depan layar tv, lalu menjelaskan bagaimana itu sawah.
Hadirkan mereka disana, lalu sadarkan bahwa bau itu, lumpur itu, cahaya itu, angin itu, cacing itu, kesemuanya adalah milikNya, hanya milikNya.
Subscribe to:
Posts (Atom)