Saturday, August 28, 2010

Indonesiaku Indonesia banget

sambungan........

Aku nyasar??...sepertinya itu cuman perasaan
saat aku baru lahir dulu. Kata nyasar sepertinya sudah hilang dalam kamusku sejak lama. Sekarang semuanya serba sok tahu. Daerah yang baru kumasuki kali ini seolah adalah surprice ulang tahunku. Kamu bilang ini nyasar, aku bilang ini pengalaman besar. Aku berusaha agar tidak pernah menganggap kecil sebuah pengalaman dan aku pikir jangan sampai.
Kunikmati sekali bau tanah dikota Pasuruan, sawah terbentang di kanan kiri, jalanan pun ikut terlentang (lo bayangin dech kalau jalanan bangun dari mimpi???cilaka kita), gunung-gunung berbaris memanjang, membuat kawasan ini pantas disebut City of Mountains. Sangat elok kawan.
Seperti di pilem-pilem anak kampung mau ke kota, aksiku kini hanya menatap jendela bis berlatar pemandangan nan cantik. Keluar masuk penumpang tak membuatku meretake adegan ini. Teriakan kernet bak teriakan sutradara yang tetap tak membuatku bergeming, hanya saat pak kernet berubah jadi menejer keuangan bus (baca kondektur) lah yang menyadarkanku.
"turun mana mas?"tanya pak kornet (kondentur kernet)
beberapa detik aku berfikir mw turun mana ya aku ini!!,,kucari-cari kata nyasar tapi memang tak pernah kutemukan dan aku bilang "terminal pak!!". Kusodorkan beberapa lembar uang kertas.
Aku makin tersenyum, saat-saat putih abu-abu yang banyak dihabiskan kalangan muda dengan kongkow, ngumpul bareng. Kuisi sedikit masa itu dengan menyendiri, menyusuri tanah asing dibumi indonesiaku. Tak kuinginkan diriku merasa asing dibumiku
sendiri.

Keramaian kota telah kulihat, pasar tradisonal hingga modern telah lewat, stasiun kereta tampak hangat diantara pedagang-pedagang sayur. Beberapa kali aku ngobrol dengan kawan sebangkuku, bapak berkumis sakera itu, ibu-ibu buruh tani yan
g tampak lusuh, anak muda kelewat gaul, bayi kecil dengan cengeran khas, meminta susu yang terlampau mewah. Semuanya kawan, sangat Indonesia. Mungkin suatu waktu ketika ku susuri asrinya Wageningen, inteleknya Delft, ataupun glamornya malam Amsterdarm, momen-momen ini akan selalu mengingatkanku akan betapa indonesianya Indonesiaku.

Terminalpun telah menyambut, kuterima sambutannya dengan rasa laparku, tapi imanku sepertinya sedang kritis, kuputuskan sholat untuk sekedar bersujud dan kututup ritual ini dengan menyantap hidangan khas terminal. Bakso alakadabra, pentol tepungnya berhasil kusulap menjadi manisan.
Pentol tinggal satu biji tersisa, hal itu menyisakan juga satu pikiran di b
enakku. Dompetku mulai menipis.
Aku biarkan dompet itu menipis sambil kulahap satu pentol tersisa sekaligus satu pikiran merana. Kulangkahkan kakiku mendekati pak kornet bis tadi, aku bilang sama dia
"pak, saya bantuin cari penumpang ya?saya mau nebeng ke mojokerto"
secepat kilat suaraku berubah jadi sutradara. "mojokerto...mojokerto...mojokerto bu,,pakk..!!"
Selang beberapa saat aku dapatkan lumayan penumpang. Bis segera berangkat, aku berdiri disamping pintu dan kuteriakkan kata itu lagi.
Sepanjang jalan semakin kurasakan Indonesiaku, kunikmati Indonesia sebagai seorang Indonesia banget.
Satu hal yang kualamian kawan, betapa payahnya saudara-saudaraku sesama kernet. Rasanya seperti sedang di gurun pasir, dehidrasi. Hanya panas, kadang-kadang juga hujan yang mau menemani mereka.

Ayo kawan!!Rasakan Indonesiamu sebagai seorang Indonesia banget.

1 comment:

Anonymous said...

memang pengalaman tu gk da yg bsa dlupakan.tpi dri sekian catatanmu kmu ne tipe org yang suka jalan2 ya...Aq yakin lok kmu puna pasangan hdupmu n kmu bisa mengajaknya sekalian itu hal yang termanis yang bisa kmu berikan untuk orang yang kmu suka n pasanganmu itu akan sgt bahagia n sulit utk melupakanmu