Thursday, February 17, 2022

Kaf Shalluala Muhammad

Dahulu di kampung kami, pernah ada semacam tradisi membuat kaligrafi arab bertuliskan nama anak, plus keterangan nama latin dan tempat tanggal lahir. Kaligrafi itu lalu difigura atau dibiarkan polosan begitu saja lalu biasa digantung di ruang tamu atau ruang keluarga. Dari situ, para tamu biasanya bisa tahu shohibul bait punya berapa anak, namanya siapa saja, usianya berapa. Para perajin kaligrafi itu biasa mangkal ketika ada acara-acara kampung, bisa pas pengajian, sedekah bumi, atau acara-acara kebudayaan lainnya.

Sekarang, tradisi itu entah masih ada atau tidak. Barangkali bagi para orang tua waktu itu, memiliki anak adalah sebuah prestasi, dan kaligrafi itu adalah semacam piagam penghargaan. Lebih dari itu, bagi kami, memiliki anak adalah rasa syukur, syukur bahwa telah lahir sebuah entitas yang insyaAllah akan turut serta bersama alam semesta untuk menjaga dan melanjutkan tradisi sujud kepada Allah dan bersholawat kepada kanjeng Rosul. Tugas berat menanti.

*kagem anandaku Kaf Shalluala Muhammad

No comments: