Saturday, August 4, 2012

Ritual Dengar

Tak sengaja, waktu itu ku pejamkan mata, cahaya kamarku yang redup seperti menurunkan aktifitas penglihatanku. Entah kenapa, tiba-tiba aku seperti mendengar kebisingan. Kebisingan yang teramat, tetapi bukan kebisingan yang memekakkan telinga. Ya, mungkin ini seperti menurunkan kualitas ketenangan. Kalau orang kota bilang kebisingan mereka adalah kebiasaan, orang desa akan berkata itu adalah kebisingan yang sangat. Lantas, sebab apakah kebisingan itu?. Bukankah kemampuan pendengaran telinga manusia adalah 20 – 20.000 Hz, tetapi apakah kita sudah mengoptimalkan itu, merasakan getaran 20 Hz ataupun meraba bagaimana sensasi 20.00 Hz. Suara-suara modernitas sepertinya telah menafikan kemampuan super kita itu. Jikalau kita mau, komunikasi Kuda Nil pun bisa kita rasakan. Sebenarnya jutaan gelombang sedang beraktifitas disekitar kita, bisa jadi kebisingan itu adalah hasil resonansi Ledakan-ledakan senjata di Rohingya, yang kemudian semakin mengecil hingga seolah tak terdengar. 

Sungguh ada gemerisik pada frekuensi-frekuensi rendah itu, sehingga menyebabkan suara Motor nun jauh disana bisa terdengar jelas, suara tetesan air di kamar mandi 20 meter disana pun terdengar sangat mengganggu. Coba saja fokus pada satu suara kecil disana, setelah itu rasakan bahwa dirimu seperti telah mewarisi sensitifitas kucing. 

Langkah melakukan Ritual Dengar
  1. Baringkan tubuhmu disebuah ruangan dengan pencahayaan redup, pastikan tidak ada cahaya berlebih yang datang pada arah tertentu. Karena hal itu akan meningkatkan aktifitas indera penglihatanmu yang artinya akan semakin menurunkan indera pendengaranmu. 
  2. Ucapkan basmalah, atau do’a-do’a apa saja.
  3. Pejamkan matamu, mulai fokuskan diri pada indera pendengaran. Kalau perasaanmu seperti sedang mencari atau menyebar ribuan pasukan. Itu berarti dirimu sedang mulai fokus. 
  4. Perlahan fokuskan pada satu suara. Pertahankan selama 1 menit. 
  5.  Lakukan untuk fokus suara-suara yang lain. 
  6. Akhiri dengan hamdalah, atau do’a-do’a syukur. 
  7. Lakukan minimal sehari sekali untuk mendapatkan sensitifitas dan sensasi alam lain yang menarik.
Ritual ini bukanlah ritual agama, ritual ini adalah wujud dari jiwa manusia yang eksploratif, wujud syukur atas anugerah dengar yang sungguh tak dapat kita dustakan. 

No comments: