Suatu hari, dalam sebuah perjalanan susur
sungai. Beberapa orang sedang terduduk santai di tepi sungai, bapak-bapak itu
memang sedang rehat, beberapa lagi bahkan terlihat baru datang.
Ada apa gerang
mereka beraktifitas di sungai nan sepi ini, yang terlihat hanya sampah-sampah
yang tersangkut dan mungkin sangat sedikit ikan kecil.
"lagi nyari
emas mas", begitu jawabnya ketika kami tanya aktifitasnya.
weeelaaa, hati kami berontak. Ya, mereka memang
mencari emas, kalung dan perhiasan yang diperjalankan olehNya lewat
sungai-sungai itu. Berbicara sungai, tentu kita berbicara level, atau
ketinggian, mengalirnya air sungai pun terjadi karena beda ketinggian.
Pengaharapan mereka tentu tertuju pada segala sesuatu yang terjadi di
ketinggian sana, karena hakikatnya hidup adalah pengharapan atas Yang Maha
Tinggi.
Jogja memang tidak punya tambang emas, tapi
bapak-bapak itu adalah para pendulang emas. Emas itu adalah emas-emas yang
dikirimkan Alloh lewat tangan-tangan yang dilalaikan, lewat
keteledoran-keteledoran manusia yang diskenariokanNya.
Suatu hari kami kehilangan sebuah barang, kami pun
sepakat berucap "Alhamdulillah, semoga kehilangan ini menjadi jalan rejeki
bagi hambaMu yang bertaqwa"
No comments:
Post a Comment