Sunday, January 20, 2019

Antrian Status


Kalau di akhirat kelak akan ada serentetan panjang antrian surga. Saya justru khawatir pada saya, yang bisa jadi malah hadir diantara riuh rendah antrian neraka. Dan yg lebih mengkhawatirkan lagi, sampai saat ini saya belum bisa membayangkan bagaimana rasanya menunggu dan mengantri pada sesuatu yg tidak betul-betul saya ingini.
Tetapi saya rasa, panitia akhirat akan berbenah, supaya antrian tidak mengular dan para pengantri tidak berharap cemas menunggu kepastian.
Dan saya kira facebook dan media sosial adalah bagian dari pembenahan itu. Kalau dahulu Baginda Roqib Atid harus aktif menulis. Sekarang, sepertinya database media social bisa autosave dan terintegrasi ke catatan Beliau2.
Sebagian besar perilaku seseorang sudah tercermin dari gerak gerik medsosnya. Di medsos orang tidak hanya bisa dipelajari pikirannya-'whats on your mind', tapi juga ucapan dan perilakunya. Di medsos, melibatkan diri dalam pergunjingan tidak hanya bisa dilakukan dengan menyampaikan rentetan panjang makian dan umpatan. Bahkan facebook suda menyiapkan tombol instant 'share'. Di medsos, saya sering risau pada orang-orang yg suka menuliskan status-status provokatif dan menggunjing. Tapi belakangan, saya baru sadar bahwa seharusnya saya merisaukan diri saya sendiri, yg meskipun tak sering update status tapi tiap hari melihat dan mengamati status status itu lalu diam-diam menggunjing orang itu dalam hati.
Saya pikir medsos suda tak relevan lagi disebut dunia maya, karena ternyata di dalamnya justru menguak dan menampilkan begitu banyak realita.
Maka, saya sepertinya harus mulai banyak menahan diri, untuk tak sedikit-sedikit update status di facebook. Saya tentu tak mau berlama antri, akibat deretan, ratusan status saya nanti. Kalau harus ke surga ya supaya cepet masuk, kalau pun ke neraka ya segera saja dicemplungkan.
Karena saya mulai curiga, bahwa bahkan status facebook pun akan dimintai pertanggung jawabannya.

No comments: