Sunday, January 20, 2019

Primo Levi


"Dont judge a book by its cover".
Ternyata saya tak melakukannya. 5 tahun lalu, menjadi kebiasaan saya, kalau sedang bosan saya pergi ke toko buku, melihat-lihat buku-buku membosankan di bagian akademik. Menyusur rak demi rak, membolak balik lembar demi lembar. Saya, semacam berupaya mengahabiskan kebosanan itu, supaya segera paripurna. Kenapa buku akademik membosankan?. Kata teman saya : covernya tak cukup menarik, jenis kertasnya kaku dan berat - kadang saya sepakat juga.
Sampai, saya melihat "The Periodic Table", terjajar diantara baris-baris rak kimia. Covernya, masi tak cukup menarik. Kertasnya pun masi tak ringan.
Sebetulnya saya sering membeli buku dengan topik serupa. Isinya, deret unsur-unsur kimia dengan deskripsi membosankan, dengan angka dan garis ikatan yg sering tak saya mengerti. Untungnya, kebanyakan tipis saja, semacam buku saku.
Tapi Periodic Table yang ini, cukup tebal, saya taksir sekira 300 halaman lebih. Double combo, kebosanan yg berlipat-lipat, begitu pikir saya. Saya beli, tanpa membuka isinya.
The Periodic Tabel ditulis oleh Primo Levi, seorang yahudi piedmontese pula seorang chemist. Ternyata semacam buku autobiografi yg dirangkai dengan bahasa mengalir dan puitik khas novel.
Kebosanan saya memang akhirnya paripurna, terganti oleh ambisi cerita tragedi dan gagasan tulisan Primo Levi. Setiap babnya adalah unsur kimia. Didalamnya, berisi kemurnian dan esensi unsur itu dalam hidupnya. Hidup seorang ilmuwan dan korban anti-semit, yg kemudian mengantarkannya ke camp Auschwitz. Kebanyakan temannya berakhir di kamar-kamar gas, tapi ia berhasil lolos dan berakhir sebagai penulis fenomenal italia bahkan dunia.
Sementara saya, meskipun akhirnya lolos dari kebosanan itu, sepertinya akan tetap berakhir dalam kebosanan-kebosanan dunia berikutnya.
"Dont judge a book by its cover".
Sepertinya sang Anonymous mengalami hal yg serupa dengan saya.

No comments: