Monday, April 8, 2019

Ikhtiar Golongan Putih


Teman saya. Kaitannya dengan coblos mencoblos pemilu. Bolehlah dibilang apatis.
Apa pasal?. Dia, sejak punya ktp dan mendapat hak pilih tak pernah sekalipun turut bagian dalam pemilu. Baik lurah, walikota, gubernur, legislatif, sampai presiden.

2009, saat pilpres. Saya lihat dia rutin membeli banyak koran, beberapa macam koran maksudnya.

"Hampir semuanya tendensius, ada keberpihakan", katanya.
Agak susah memang mencari media berita yg tidak berpihak.
 
" Makanya, aku baca semua sumber media yg berpihak. Untuk menjaga ketidak-berpihakanku. Supaya aku punya kesimpulan sendiri, punya kalkulasi sendiri terhadap berita yg kuterima", begitu dia pernah bilang pada saya.


Dan kesimpulannya, pilpres 2009 dia tak serta.
Perayaan pemilu 2014 lalu pun tak jauh beda. Hanya, sekarang tak ada argumen-argumen analitis lagi.

Yg mengherankan, saat pileg, saya lihat dia sudah rapi dengan baju panjangnya. Saya kira dia akan berangkat nyoblos, berjalan ke arah tps. Tapi, dia malah menikung ke masjid, sholat 6 rokaat lalu pulang.


Katanya, "aku baru saja minta sama Alloh supaya pileg ini menghasilkan wakil rakyat yg amanah".
Saya salah sangka. Ia memang sengaja 'hanya' ingin pergi ke masjid.


Saat pilpresnya, dini hari saya terbangun karena aktifitasnya. Tumben, begitu pikir saya. Ternyata, dia sedang tahajjud. Lamat-lamat saya dengar tangisnya. Agak membingungkan waktu itu, sepengetahuan saya dia jarang sekali tahajjud, bahkan bisa dianggap nol barang kali. Dan sekarang tahajjudnya tersedu, sekali-kalinya.

"Aku lagi minta sama Alloh agar menggerakkan hati pemilih. Supaya mereka memilih pemimpin yg baik dan membawa mereka pada kebaikan", akunya satu waktu. 

Dan tetap, sampai sore saya tak lihat jarinya tercelup tinta.

Sekarang, saya jadi ragu menyebutnya apatis. Harus disebut apa orang yg meluangkan waktu dan berdo'a sungguh-sungguh agar pemilu benar-benar menghasilkan orang terpilih, kalau bukan orang yg 'juga peduli'?.

Saya tak berniat mengajak dirimu tak nyoblos, sungguh. Pula, tak ada terbesit untuk menyuruhmu nyoblos. Hanya saja, kalau selama ini dirimu mengistikharahkan kebimbanganmu dalam proses memilih calon istri. Sepertinya, ada baiknya kamu istokharahi pula pemilukada kali ini. 

Ajak Tuhan terlibat dalam hatimu. Supaya kamu termasuk dalam bagian golongan putih

No comments: