Wednesday, May 29, 2019

Menjumpai Kayu Bakar


"hantarkan aku ke makam abu Lahab", bisikku pada angin.
"Buat apa?"
"Aku mau buat perhitungan".

Segala sesuatunya kemudian terasa sulit. Tak ada yg seterjal dan semisterius begini. Lorong-lorong gelap, menyempit, sesak. Hawa sejuk enggan mendekat, teduh entah kemana perginya.

"Masi jauh?".
"Kita tidak sedang bertamasya kan?", sindirnya.

Sepandangan mata tak terlihat sedikitpun hehijauan, barangkali tumbuhan disini memang tak butuh cahaya. Mereka memakan gelap dan mengolahnya menjadi keberlangsungan hidup. Nyatanya gelap juga menghidupkan. Tapi, bagaimana buahnya?. Buah-buah dhulumat jangan dipersalahkan. Ia lahir dari ekosistem gelap, ia tumbuh dan hidup dengan tidak mengenal cahaya sebelumnya. Siapa hendak kan?. Biji-biji dhulumat jangan disemai dalam gelap. Memperkenalkan cahaya dengan sinar hanya akan melukainya. Perkenalkan pada fajar dan mega. Ruang remang adalah siang bagi mereka.

Sampai.
Seseorang suda berdiri disana. Kaku, congkak, tapi rautnya nelangsa. Ia agaknya tersiksa.

Kupercepat langkah. Ini saat kutunggu.
"Sedang apa kamu?", tanya angin begitu melihatku menyergap peluk tubuh itu. Aku menangis sedu. Air mataku terderai tak terbendung.

"Engkaukah sosok itu?"
"Yang di hatimu pernah gembira akan Muhammad. Yang engkau bebaskan budakmu karena gembira itu. Lahirnya Sang Kekasih-siapa yang tak gembira juga?".
Ia diam.

"Duhai pamanda Rosul. Hatimu tak pernah kosong dari memikirkan kemenakanmu itu kan?. Meski rupa wujudnya adalah benci yang teramat".
Sedikitpun tak bergeming.

"Bolehkah aku melihat hatimu, supaya bisa kuperbandingkan. Aku khawatir serupa dengan yang kupunya".
"Juga aku ingin melihat wajah Rosululloh dari sana. Sungguh beruntung engkau suda berjumpa dengannya".
Ia tetap mematung.

"Pamanda....", panggilku dengan isak.
"Pamanda..serupakah kita?".
Ia tetap diam. Tubuhnya memanas. Angin menyeretku. Dari kejauhan tubuhnya serupa kayu bakar yang apinya menjilat.
Dari jilatan itu aku melihat pantulan wajah.
Ya, itu wajahku.
Serupakah?.
....
Badanku panas, aku terbangun, ternyata suda siang.
Serupakah?.


*< Februari 2017

No comments: