Wednesday, May 29, 2019

Mbrabak


Di satu kesempatan ketika melewati seorang penjaja bambu keliling kulihat dia 'mbrabak'.

Pernah juga, waktu berpapasan dengan seorang gila kumal, gimbal. Ia 'mbrabak'.

Jumpa tukang sol sepatu di siang terik, dia mbrabak.

Jumpa pemulung terseok menjumput botol, dia mbrabak.

Menjumpa seorang ibu ngamen di bis, dia mbrabak.

Teman saya yang satu ini memang mbrabakan. Saya juga tak habis pikir. Mbrabak ini terkadang berlanjut ke tangis sedu sedan. Kalau semotor dengannya, lihat yg begitu-begitu di pinggir jalan sering saya perhatikan sekian detik kemudian pasti tangannya mengusap mata.

Satu waktu, ketika melintasi seorang ibu pengemis menggendong anaknya dia mbrabak lagi.

"Kasian ya, hidup memang perih", timpaku menyadari dia mulai mbrabak.

"Ya", jawabnya geragapan sambil menyeka matanya.

Menyadari saya tahu mbarabaknya, dia menimpali

"Aku bukan kasian melihat mereka".

"Lalu?"

"Setiap melihat yg seperti itu, aku selalu merinding. Pandai sekali Alloh sembunyikan kemulyaan mereka, pikirku.

Atau, bisa jadi mereka adalah malaikat Alloh yg sedang disamarkan untuk datang sebagai ujian bagi pandangan orang-orang seperti kita"

"Kalaupun harus disebut kasihan, sebetulnya aku sedang mengasihani diriku sendiri, aku sedang mbrabaki diriku sendiri"

Alloh mendatangkan ujian bukan hanya lewat cobaan berat bertindih-tindih. Berprasangka rendah terhadap sesamamu saja itu suda ujian, memandang dirimu lebih baik darinya saja itu sudah ujian.

Mari berlomba dalam berkasih-kasihan. Mari mbrabak bareng.

*Mbrabak : Kalau mau disetarakan dengan fenomena hujan, mbrabak mungkin semacam mendung gerimis.


*< November 2016

No comments: