Sunday, March 18, 2012

Alibi Cakar Ayam

 Aku sedikit ingin berbicara soal tulisanku yang seperti streokimia tak beraraturan, seperti urat tubuh yang simpang siur. Bukan tulisan dengan ketikan, tetapi tulisan tangan. Sebuah aktifitas yang jarang sekali kulakukan di masa kuliah ini. Tulisanku memang susah dibaca, tapi bukan berarti tidak enak dilihat. Kalau melihat tulisanku seperti melihat sebuh simpul yang saling terkait. Aku jadi sedikit berpikir, membaca tulisan yang rapi dan lembut terkadang akan membuatku cepat mengantuk, seperti membaca sesuatu yang mengalir begitu saja, membuat si pembaca seperti diterpa angin disamping jendela kereta yang berjalan tanpa hambatan. Bayangkan saja ketika membaca tulisan-tulisanku, butuh berpikir untuk membacanya, setiap kata harus diamati dan diperkirakan kemungkinan-kemungkinan pembacaannya. Menjadikan siapa saja yang membaca tidak berjalan dengan mulus, seperti berjalan ditengah padang ranjau, saat kita lengah maka “duaaaar”. Dan akan membuat si pembaca lebih berkonsentrasi ketika sedang membaca. Maka, beruntunglah manusia-manusia yang memiliki tulisan ‘cakar ayam’, mereka membantu manusia-manusia lain menggunakan logika berpikirnya sehingga instingnya lambat laun akan adapted. Dan segera berinstrokpeksi dirilah manusia-manusia yang mempunyai tulisan ‘nyiur melambai’ , karena anda telah membuatku tertidur pulas di atas padang kapuk nan empuk. 

2 comments:

Sam Palgunadi said...

aku baca ini.. aku rasakan seperti diterpa angin di samping jendela kereta yang berjalan tanpa hambatan - mengalir begitu saja.. :D

Ziqin said...

ya, membosankan sekali...aku saja ingin tidur