Tuesday, December 25, 2018

Hulu Iman



Ku alirakan dia keatas, dari hulu keimanan. Iman itu individualis, iman itu keintiman. Maka kuyakini dia terantarkan pada jalur yang itu saja, juga konektifitas yang tidak kemana-mana. 

Suatu kali dia masuk dalam keterbingungan,
"Apakah aku harus menuruti gravitasi?", katanya.

"Ataukah kuberdo'a saja supaya Dia segera membalikkan gravitasi?", lanjutnya.

Memang kenapa kalau harus menuruti gravitasi?
"aku khawatir membumi"
Kalau begitu berdo'a saja!
"aku belum tau batas langit"

Hmmm, jadilah semburat, supaya pada satu titik kamu dapat turun perlahan.

No comments: