Tuesday, December 25, 2018

Panitia Kiamat


"...kamu terlalu berambisi menjadi panitia kiamat...", 
suara Brah Abadon terdengar tenang dan introgatif.

Tahu-tahu selebaran open recruitment volunteer suda tersebar ke berbagai sudut arah.
Bermacam rombongan makhluk memburu form aplikasi. 

'Unlimited Seat', begitu kutipan merah yang tertera di pojok selebaran itu.

"Apa motivasimu ikut serta dalam kepanitian ini?"
Begitu lah salah satu pertanyaan di dalam form tersebut, seperti lazimnya form aplikasi serupa.

"Siapa yang mau melewatkan Perayaan Hari Besar Semesta semutakhir ini bro?", tulis H. Parjiman, ketua takmir masjid kampung sebelah.

"Untuk mencari bahan cerita sebagai persiapan mengisi waktu luang di mahsyar sambil menunggu antrian panjang bioskop semesta", tulis paklek Kappa yang hari-hari hanya mencari berkah di gardu kampung bersama domino dan bergelas-gelas kopi.

"Sebagai delegasi bangsa semut", tulis kopral semut yang sepertinya motivasinya tak lebih dari ketaatannya pada Yang Seharusnya Ditaati.

"Setidaknya, ini menjadi ajang bersilaturahmi dan bermaaf-maafan dengan manusia", mungkin anak-anak iblis ini akan bersalaman dan mengatakan kepada manusia 'selamat menanti dalam ketidakpastian'. Pantas saja, mereka adalah bagian dari yang 'pasti sudah tahu akan dibawa kemana'.

Lalu disebuah pojokan rumah hadir sebayang anak muda.
"Aku disini saja, kimiatku sudah datang sehari lebih awal"
Selamat Hari Raya Kiamat..

No comments: