Friday, July 30, 2010

Cowok dangdut dan Jeruk Princess

Bicara soal jalan-jalan. Moment bego ini ga akan pernah terlupakan. Padahal lu tau khn, memori otak gue ga lebih gede dari kadal kudisan. Memang ga salah teori psikologi itu, memori visual lebih kuat dari memori verbal.
Di dalam bus reot jurusan kota kutil itu ku goyangkan semua badanku, bukan karena emang gue doyan dangdut atau gue lagi kena "inul syndrome". Tapi goyangan erotis gue itu karena jalan-jalan yang dilaluin bus sungguh seksi, mirip gitar spanyol yang baru menang piala dangdut. Srrr...liuk-liuk, naik turun. Apalagi bau pengap di dalam bus sungguh menyiksa bathin, gimana nggak!!kebo seolah sedang bertranspormasi dalam diri lelaki setengah nyentrik disebelahku, kandang ayam seperti sedang kena tsunami sehingga harus diungsikan kedalam bus. Posisiku yang berdiri makin menambah lengkap penderitaan. Semakin jauh sepertinya goyangan dangdutku semakin panas. Panas karena kondisinya yang panas sich,,..Sampai datang seorang bidadari naik ke khayangan. Beneran saat si gadis itu naik bus, suasana bus seolah seperti khayangan. Lelaki bertindik itu sekarang telah menjadi Dewa Erlang yang harum tak terkira, kandang ayam yang kena tsunami itu telah dibuatkan pemerintah sebuah taman ayam (warung lalapan lebih tepatnya, ditemani dengan daun kemangi dan timun. Paha ayam itu bak taman istana yang nyumiii). Kuingat betul kerudung orangenya, baju orange dan celana jinsnya, dan yang pasti tas selempangan cream yang menawan. Serba orange!!!bak jeruk yang pengen kubuat jus jeruk. Kulirik dia sesekali, kukeluarkan aji-aji yang telah kupelajari dari guru sinto gendeng. Jurus "Lirikan macan menerkam semut dengan segenap rasa dan jiwa serta bahasa dan budaya"....
Hebat benar guru sinto, nama jurusnya panjang tiada tara. Padahal untuk menguasainya cuman butuh mata.
Kulirik dia berkali-kali, cuman lirikan kawan. Karena cuman itu yang gue bisa. Saat dia memergoki lirikan gue. Gue kelabakan menangkis jurusnya. Sepertinya itu jurus "Tangkisan lirikan harimau menerkam dinosaurus dengan segenap putus asa dan pesimistas serta tangis membahana" dan pasti ajaran guru sinto gendeng juga. Tapi dengan berkelit, "maaf mbak, saya jereng, jadi bukan mbak yang saya liat. Tapi ibu-ibu mempesona itu. Cakep ya mbak?"
Oh my Guide, tunjukkan aku pantai kute. Aku terpaksa berdosa besar karenamu duhai biduanku..lho..Diam-diam kutanamkan niat jahat, aku akan meletakkan kertas kucel bertuliskan 081254xxxxxxxx kedalam tasnya. Tapi tahulah kawan, aku ini orang bejat yang sedang tobat. Parasnya yang gilang gumilang membuatku tak tega melakukannya. Cukup menyimpan wajahnya ke dalam memori overloadku ini saja sudah cukup bagiku.

Aku selalu punya cara untuk mendekati wanita, tapi sungguh kawan. Aku pasti tak punya daya untuk melakukaknnya.
Hingga dia turun diperempatan itu, aku cuman bisa berdoa "Semoga ini bukan pertemuan terakhirku Tuhan..."hehe
dan mendadak khayanganku berubah jadi seperti semula dan goyanganku makin menggelora.

No comments: