Tuesday, July 13, 2010

Suling Ecodest

Memang benar kata orang, tekad bulat pasti ada hasilnya. Berawal dari tekadku untuk bisa membuat 2 alat sebelum kelulusan. Setelah membuat Bagong (baca postingan si Bagong "The Dynamic Cabinet Acid) dengan sedikit mencari problematika aku mencoba membuat suling, bukan suling berbunyi indah nan syahdu yang biasa didendangkan SONETA grupnya Bang Rhoma, tetapi alat suling. Alat suling biasa digunakan orang untuk memisahkan alkohol dari proses fermentasi. Dalam dunia sains, alat suling biasa disebut destilator, yaitu alat yang digunakan untuk proses destilasi.
Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas
sebagai pemisah atau “separating agent”. Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan benzena-toluena, larutan n- Heptan dan n-Heksan dan larutan lain yang sejenis didihkan, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan fase cair.
Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini
merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan.
Destilasi ini memisahkan campuran yang memiliki titik didih yang jauh
berbeda sehingga dapat dipisahkan dengan destilasi sederhana. Misalnya pada pemisahan air tawar dengan air laut dapat kita gunakan proses destilasi uap sederhana ini. Sedangkan untuk campuran yang memiliki titik didih hampir sama maka dapa digunakan destilasi bertingkat atau fractional distilasion.
Adapun jenis-jenis destilasi yang telah ad saat ini adalah:

1. Destilasi sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil (mudah menguap). Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.

2. Destilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.

3. Destilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus dan minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.

Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasa. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu destilat.

4. Destilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
rangkaian destilasi di Laboratorium

O ya, ternyata tokoh Islam juga ikut andil dalam sejarah perkembangan destilasi. Ialah Ar-Razi yang hidup pada masa kekhalifahan abbasiyyah telah berhasil memisahkan alkohol menjadi bentuk murni, bahkan ini disebut sebagai awal model destilasi modern. Ada juga Ibnu Jabir (721-815), lewat tulisannya beliau telah banyak membuat desain alat dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai hingga saat ini. Selain itu Al-Kindi (801-873) juga telah berhasil menguraikan dengan jelas tentang teknik-teknik penyulingan.
Dalam hemat saya, kalau harus membuat alat destilasi intinya ada pada dua proses, yaitu evaporasi dan kondensasi. Oleh karena itu, yang saya pikirkan pada saat itu adalah bagaimana membuat unit evaporasi dan sistem kondensasinya. Dan akhirnya, pilihan saya tujukan pada alat pemanas air rumah tangga, dengan sedikit modifikasi akhirnya alat tersebut berhasil saya selesaikan meskipun masih banyak sekali kekurangan di beberapa titik. Sebagai percobaan saya gunakan alat ini untuk menjernihkan air teh (untuk mengetahui kinerja secara visual) dan menyuling air garam untuk mengetahui kinerja berdasarkan substansinya.
Suling Ecodest

Semoga ini bisa memberi insiprasi dan informasi bagi anda.
Jangan biarkan pikiran anda membatasi aksi anda.

referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi
http://www.scribd.com/doc/7801112/Destilasi-Uap

1 comment: