Friday, July 9, 2010

Persembahan Terakhir saat ku mulai layu

Kumulai perjalanan itu dengan menengadah, memohon perlindungan dan kejelian atas keindahan alam yang akan di sajikan sebentar lagi. Sebuah perjalanan yang sangat biasa bagi orang di sana. Tapi teramat sangat istimewa bagi diri kolotku ini, sebuah perjalanan imajinasi. Pemunculan kembali sebuah naluri proporsional yang sangat signifikan bagi masa depanku. Naluri yang akan membawaku menjelajahi keindahan sains dan kesastraan sebuah karya ilmiah. Naluri ini adalah insting yang akan kembali menggugahku dalam menentukan sebuah pilihan secara matematis, logic dan akurat.
Kulangkahkan kaki, diiringi semilir ilalang yang tertiup angin pagi itu aku mulai membuka tameng-tameng yang telah mengeraskan pikiranku selama ini dengan hati yang memandang tajam setiap pepohonan yang bergerak kesana kemari. Menapaki langkah demi langkah jalan setapak yang mulai tampak rimbun, lebih rimbun dibanding saat pertama kali aku melewatinya dulu. Dulu, tujuanku kesini adalah mengembangkan pemikiran ku yang masih hijau, membentuk pola pikir yang obyektif. Tapi semua itu perlahan telah pupus. Makanya, aku mulai mengumpulkan kembali ceceran-ceceran yang telah terberai itu. Sayatan rumput duri, goresan batu kali tak terasa sedikitpun, seluruh tubuhku seolah hanya ada pada pandanganku yang sekarang sedang melihat takjub pada originalitas ciptaan sang Maha…,
Wanginya alam ini takkan pernah kalian temukan di kotamu, alunan music alam ini takkan pernah kalian temukan di panggung manapun. Fantastic…
Saat kalian mendengar percikan air di ujung sana. Akan kalian ketahui bahwa di sanalah kumpulan air tengah terjun bebas menghempas sesamanya, menyusuri jalan sepanjang muara laut yang berkelok-kelok.
Ketika kau mencoba untuk menghalanginya, penatmu akan terikut, kesombonganmu akan mengkerut dan ketakutanmu akan teringsut entah kemana.
Disitulah semuanya seolah akan terasa kembali pada hakikatnya.



Saat kalian mulai berfantasi dalam imajinasi, nikmatilah kegemerlapan celah sempit di alam ini. Saat kalian bingung cara berfantasi dalam imajinasi, mulailah dari alam. “Kenapa benda bisa jatuh?”, karena seperti itulah Newton memulai. “kenapa burung bisa terbang?”, Karena seperti itulah Wright bersaudara mulai berkarya. Sesungguhnya alam ini mengandung banyak peluang, yang akan dapat kalian temukan dengan mulai berfantasi dalam imajinasi.

Segmentasi yang terjadi pada setiap hidup manusia memang seperti ini. Fluktuasi seolah wajib terjadi untuk memperoleh kelinieran. Nah, kelinieran itulah yang sekarang menghantuiku, menakutiku dengan keghaibannya. Kelinieran itu memang tak serumit persamaannya. Tapi ketidakmatematisannya itulah yang membuatnya tak tertelusur.

No comments: